ArsipMahasiswa Kecam Pelaku Pembunuhan Theys

Mahasiswa Kecam Pelaku Pembunuhan Theys

Selasa 2012-11-13 15:47:00

PAPUAN, Jayapura— “Kami mengutuk keras pelaku pembunuhan almarhum Dortheys Hiyo Eluay, dan mengecam pemerintah Indonesia karena tak mampu mengungkap dan menyelesaikan persoalan ini.”

Demikin penegasan ketua Federasi Mahasiswa Militan Papua (FMMP), Thomas Syufi, saat menggelar jumpa pers, Senin (12/11), di Café Prima Garden, Abepura, Jayapura, Papua.

 

“Kami merasa kesal karena para eksekutornya sudah di tangkap tetapi sampai saat ini masih berkeliaran dengan bebas dan hal ini membuat kami rakyat papua terus dan terus bertanya siapa yang membunuh Theys Eluay?

Kenapa dibunuh, dan atas perintah siapa Theys dibunuh? Tiga hal ini mejadi hal pokok bagi kami rakyat Papua yang masih terus berjuang,” ujar Syufi.

Menurut Syufi, perjuangan rakyat Papua adalah perjuangan untuk mencari dan memperjuangkan kemerdekaan yang sesungguhnya.

“Rakyat Papua dari Sorong sampai Samarai saat ini terus berjuang untuk kemerdekaan kami.  Ini demi harga diri dan martabat kami bangsa Papua yang berbeda dari bangsa Jawa, Sumatera, Madura, dan daera-daerah lainnya di Indonesia,” tegasnya.

Syuffi juga meminta agar pemerintah Indonesia membuka ruang demokrasi bagi rakyat Papua, termasuk dibangunnya wacara pelurusan sejarah rakyat Papua untuk menentukan hak sendiri di kemudian hari.

Selain mengutuk keras pelaku pemunuhan Theys, FMMP juga mengutuk pelaku pembunuhan  Aris Masoka, Mako Tabuni, Kelly Kwalik, Thadeus Yogi serta beberaja pejuang lainnya.

Sebelumnya, Istri Munir, Suciawati melakukan ziarah ke Mahkam Theys yang terletak di Sentani, Jayapura, untuk mememinta ditegakannya keadilan bagi rakyat sipil yang dibunuh oleh pemerintah Indonesia seperti suaminya.

 ARNOLD BELAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

PT IKS Diduga Mencaplok Ratusan Hektar Tanah Adat Milik Marga Sagaja

0
“Perusahaan segera ganti rugi tanaman, melakukan reboisasi dan yang paling penting yaitu kembalikan status tanah adat kami marga Sagaja,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.