SPH Sentani Menamatkan Tujuh Siswa Terbaiknya

0
2886
Foto bersama 7 siswa SPH. (Dok. Yayasan Sekolah Papua Harapan)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Sekolah Papua Harapan Sentani menamatkan tujuh murid terbaik angkatan pertamanya pada Mei 2020 sejak di buka pada 2008.

Sekolah Papua Harapan yang disingkat SPH didirikan pada 2008 oleh Wallace Wiley, yang prihatin dengan kondisi pendidikan di tanah Papua. Terutama mempersiapkan generasi anak asli Papua untuk menjadi pilot dan melayani masyarakat di daerah pedalaman dan pelosok di tanah Papua.

Selain itu, SPH didirikan untuk membentuk siswa berkarakter Kristus, bersikap positif, berkemampuan baik dan berketerampilan baik.

SPH sendiri memiliki sekolah tingkat Taman Kanak-kanak, SD, SMP, SMA dan sekolah berpolah asrama. Sementara jumlah keseluruhan siswa yang dimiliki SPH sebanyak 300 siswa.

Sostensi Tandi Pasang, Kepala SMA SPH menjelaskan, sekolah yang didirikan oleh Wallace Wiley, yang saat ini sebagai penasehat aviasi penerbangan perintis MAF baru pertama kali menamatkan 7 tamatan di tingkat SMA yang rata-rata muridnya dari daerah pegunungan Papua.

ads
Baca Juga:  Atasi Konflik Papua, JDP Desak Pemerintah Buka Ruang Dialog

“SMA perdana SPH telah meluluskan 7 siswa yang semuanya berasal dari pedalaman Papua. Karena Covid-19, acara wisuda dibatasi jumlah orang yang hadir,” kata Tandi Pasang kepada suarapapua.com belum lama ini.

Dalam acara wisuda itu katanya, pihaknya menghadirkan Bupati Kabupaten Jayapura dan Kepala BPSDM Provinsi Papua, serta Ketua Sinode Gereja GIDI Papua.

Sementara itu, Maria Weya satu dari tujuh siswa yang telah lulus mengakui dirinya merasa bangga dan terberkati dalam menimba ilmu di SPH, karena pembinaan secara rohani yang baik di dalam asrama.

Baca Juga:  Direpresif Aparat Kepolisian, Sejumlah Massa Aksi di Nabire Terluka

“Kami sangat dikasihi dan didukung serta diberi kesempatan luar biasa oleh sekolah. Mereka telah berbagi ilmu dengan sangat terbuka, dan murah hati menjadi guru, sekaligus teman dan orang tua,” jelas Weya.

Selain belajar di sekolah seperti siswa-siswi di sekolah lain, katanya hal yang menarik adalah siswa dipersiapkan untuk melayani di daerah-daerah terpencil.

“Dimana kami dilibatkan dalam kegiatan OE, yang mana kami siswa SMA pergi untuk belajar dan melayani di Pogapa, Intan Jaya. Kedua kami ke Raja Ampat. kami disediakan kerja lapangan sesuai profesi, misalnya saya dengan teman ke Daboto untuk pelayanan kesehatan di sana.”

Selain itu katanya, setiap siswa di asrama disediakan waktu untuk rekreasi, sementara setiap tahun siswa pergi ke kampung halaman yang diantara oleh penerbangan aviasi MAF.

Baca Juga:  Peringatan IWD Menjadi Alarm Pergerakan Perempuan Kawal Segala Bentuk Diskriminasi Gender

Dengan demikian, ia mengakui dengan melalui semua ini dan melewati semua pelajaran, dirinya bersama 6 rekan lainnya bisa tamat dari SMA SPH.

Oleh sebab itu, ia mengajak kepada generasi Papua dan saudara-saudari lainnya agar sunguh-sunguh memanfaatkan kesempatan yang baik untuk belajar, baik kepada adik-adik di SPH maupun di luar dari SPH.

“Untuk di SPH, adik-adik gunakan dan syukuri kesempatan yang diberikan yang kerja keras untuk sekolah ini ada. Asah dan gunakan kemampuan kalian untuk mencari apa yang kalian butuhkan. Kalau butuh uang jangan harap-harap orang tua atau keluarga, kerja, berdoa, dan cari kesempatan lain,” pesannya.

Pewarta: Yanuarius Weya

Editor: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaVictor Yeimo Ajak Rakyat Papua Tolak Otsus Jilid II
Artikel berikutnyaPanitia Natal dan Pemuda Kampung Buka Jalan Swadaya di Menagaima