TAMBRAUW, SUARAPAPUA.com — Riko Ayeri, tenaga kontrak Dinas Kesehatan Kabupaten Tambrauw Papua Barat, mengaku seorang diri mengapdi di Pustu Tabamsere, distrik Willem Rombouts selama 2 tahun.
“Saya sudah 2 tahun tanpa ada teman-teman dan juga kepala Pustu. Memang ada satu orang teman, tetapi sudah 2 tahun tidak datang di tempat tugas,”ujar Riko Ayeri ketika di temui suarapapua di Tabamsere belum lama ini.
Ia mengakui dirinya mengali banyak kendala dalam pelayanan di Tabamsere, terutama karena tidak didukung dengan sarana penunjang yang memadai. Hal ini terjadi karena tidak adanya peninjauan dari Dinas Kesehatan Tambrauw.
“Banyak sekali kendala yang di hadapi, seperti untuk mencapai Puskesmas di distrik Miyah harus berjalan kaki menempuh jarak sekitar 15 km. Kesana hanya untuk mengambil stok obat jika habis, bahkan untuk merujuk pasien pun sangat sulit, karena tidak ada kendaraan, dinas kesehatan juga jarang turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi di lapangan,” keluh Ayeri.
Sementara itu, Mario, salah satu masyarakat kampung Ataf Mafat, distrik Willem Rombouts menyatakan bahwa di daerah ini tidak ada petugas kesehatan yang melayani seperti yang dilakukan Ayeri.
Oleh sebab itu katanya, pihaknya bangga dan senang kepada Ayeri yang selalu membantu warga dalam pelayanan kesehatan.
“Dia sendiri tapi betah. Ini hal yang baik dan wajib di contohi oleh seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kabupaten Tambrauw,” kata Mario.
Selain itu ia minta kepada Pemkab Tambrauw untuk memberikan perhatikan khusus kepada pegawai yang benar-benar mengabdi untuk masyarakat Tambrauw.
“Harus ada perhatian lebih dari Pemerintah Tambrauw, lebih khusus Dinas Kesehatan Tambrauw untuk memperhatikan mereka yang bertugas di daerah-daerah yang sulit di jangkau,” tutup Mario.
Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Elisa Sekenyap