Mahasiswa Desak Gubernur Papua Selesaikan Kasus Penyisiran Aparat di Dekai

0
1272
Solidaritas Mahasiswa Yahukimo, Yalimo dan Pegunungan Bintang (YYP) di Manokwari, Selasa (2/9/2020). (Dok. YYP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Solidaritas mahasiswa Yahukimo, Yalimo dan Pegunungan Bintang (YYP) yang bernaung di bawah suku besar Yali di kota studi Manokwari, Papua Barat, mendesak  Gubernur Papua, Bupati, DPR Papua agar segera berbicara dengan Kapolres Yahukimo dan Kapolda Papua untuk hentikan penyisiran dan penyitaan terhadap warga pribumi di Dekai Yahukimo.

Hal itu disampaikan mahasiswa dalam orasi singkatnya di Asrama Mahasiswa Yalimo di Amban, Manokwari, Selasa (2/9/2020).

Maikel Yalak, Koordinator aksi tersebut mengatakan, sebagai kaum intelektual dan agen kontrol dan perubahan, termasuk di bidang keamanan di daerah Yahukimo, maka mendesak negara agar hentikan praktek intimidasi di Dekai.

“Orang tua kami, keluarga kami yang saat ini mereka di sana dalam tekanan militer. Rasa trauma membuat mereka mengungsi besar-besaran dan lain sebagainya. Untuk itu lewat aksi ini kami minta pemerintah pusat untuk stop lakukan intimidasi kepada warga sipil yang tidak tahu apa-apa,” tegas Yalak.

Baca Juga:  Polda Papua Diminta Evaluasi Penanganan Aksi Demo di Nabire

Dirinya juga mendesak Kapolda Papua untuk hentikan penyitaan alat-alat kerja, alat berburu, alat berkebun dan alat budaya, seperti panah dan busur serta kampak.

ads

“Kapolda Papua segera menarik pasukan dan stop bikin masyarakat Yahukimo trauma dan panik. Alat-alat kerja yang disita merupakan alat-alat yang digunakan masyarakat untuk mencari makan guna menghidupi keluarga,” tutur Erik Aliknoe.

Dengan demikian, Erik menilai aparat kepolisian di Yahukimo tidak profesional dalam menjalankan tugas-tugas aparat. Mestinya kejar target bukan masuk ke dalam rumah warga lalu menyita barang dan melakukan penangkapan secara sewenang-wenang.

Baca Juga:  PTFI Bina Pengusaha Muda Papua Melalui Papuan Bridge Program

Selain itu mereka desak agar Kapolda Papua segera mencopot Kapolres Yahukimo dari jabatannya. Karena Kapolres tidak melakukan tugas utama kepolisian dengan mengayomi masyarakat.

Yohanis Aliknoe mengatakan, Papua telah menjadi zona militer dengan mendatangkan aparat TNI dan Polri dalam jumlah besar, maka ia desak agar buka akses bagi jurnalis asing ke Papua

“Jurnalis asing segera turun ke Papua dan melihat situasi yang terjadi. Kami di Papua sendiri yang merasakan, kami sendiri yang melihat situasi di sini. Ini negeri kami sendiri, tapi kami tidak bisa melakukan aktivitas keluar malam. Tidak bisa karena masih takut dengan aparat,” kata Yohanis.

Baca Juga:  MRP dan DPRP Fraksi Otsus se-Tanah Papua Minta Jokowi Terbitkan Perppu Hak Politik OAP

Ia minta agar lembaga internasional melihat kondisi Papua dan Papua Barat dan mendesak dunia internasional mengintervensi ke Papua

Yonatan Lintamol, Korwil Yalimo di Manokwari mendesak kepada Komnas HAM RI untuk segera turun ke Yahukimo melihat situasi yang terjadi di sana saat ini.

Ia menyatakan, apa yang terjadi di Dekai Yahukimo telah jelas dengan pernyataan TPNPB bahwa merekalah yang melakukan aksi pembunuhan itu yang dilatarbelakangi masalah politik.

Maka gabungan TNI dan Polri hentikan penyisiran ke warga pribumi di Dekai Yahukimo.

 

Pewarta: Charles Maniani

Editor: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaMahasiswa Yahukimo di Semarang: Hentikan Penyisiran di Dekai
Artikel berikutnyaMasyarakat Kabupaten Sorong Minta Pasar Induk Difungsikan