Tanah PapuaMamtaKasus Penembakan Pendeta Zanambani, Kodam XVII Pastikan Tindak Anggota Bila Terlibat

Kasus Penembakan Pendeta Zanambani, Kodam XVII Pastikan Tindak Anggota Bila Terlibat

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com—  Tim Independen Kemanusiaan untuk Intan Jaya menemukan fakta baru terkait pelaku pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani di Hitadipa, Intan Jaya, Papua pada 19 September 2020 lalu.

Ketua Tim Kemanusiaan Intan Jaya Haris Azhar menyebut pelaku mengerucut kepada oknum anggota TNI berinisial A yang bertugas di Koramil Persiapan Hitadipa, bersama seorang rekan lainnya.

“Dua orang ini ke kandang babi dimana Pendeta Yeremia ditemukan meninggal tertembak. Dua anggota lainnya berjaga, jadi sepertinya mereka membagi tugas,” kata Haris dalam siaran pers virtual, Kamis (29/10/2020).

Menanggapi hal itu, Kapendam XVII/ Cenderawasih Letnan Kolonel Arm Reza Nur Patria memastikan bilamana terbukti ada anggota TNI yang terlibat akan diproses hukum.

“Bila memang terbukti terdapat Anggota TNI yang terlibat, maka akan diproses sesuai dengan ketentuan dan hukum yang berlaku,” katanya ketika dikonfirmasi Seputarpapua dari Timika.

Baca Juga:  Freeport Setor Rp3,35 Triliun Bagian Daerah atas Keuntungan Bersih 2023

Ia mengatakan, hingga kini Kodam XVII/ Cenderawasih masih melakukan penyelidikan lebih lanjut atau merampungkan serangkaian proses investigasi terkait peristiwa tersebut.

Ada pun dalam laporan Tim Kemanusiaan Intan Jaya disebutkan, pada 19 September 2020 sekira pukul 15.30 WIT 4 anggota TNI menuju kandang babi milik Pendeta Yeremia.

Dua Anggota TNI berdiri dengan jarak 23,79 meter dari jalan induk Kabupaten Intan Jaya, sedangkan 2 anggota lainnya, salah satunya Alpius, langsung menuju bangunan kandang babi.

Ketika itu langsung ada perintah “angkat tangan!” dan dijawab sambil angkat tangan oleh Pendeta Yeremia bahwa “saya adalah Hamba Tuhan”. Dua anggota TNI tetap melakukan 2 kali tembakan, satu tembakan ke tangan kiri dan tembakan lainnya ke arah dinding.

“Pendeta jatuh lalu diduga ditusuk dengan pisau tajam pada bagian belakang badan,” sebut Haris Azhar, sembari mengonfirmasi jika tim kemanusiaan mendatangi lokasi kejadian dan mewawancarai para saksi.

Baca Juga:  Pemerintah dan Komnas HAM Turut Melanggar Hak 8.300 Buruh Moker PTFT

Sekitar pukul 18.00 WIT hari itu, cuaca sudah mulai gelap, Pendeta Yeremia belum juga kembali ke rumah. Mama Meriam, istri Alm. Pendeta Yeremia memberanikan diri ke kandang babi untuk menjemput Pendeta.

Saat tiba di kandang babi, Mama Meriam mendapati Pendeta sudah tersungkur dengan kondisi fisik tergeletak di atas tanah, posisi tengkurap (tubuh bagian depan menghadap ke tanah) berlumuran darah.

Meski dalam kondisi demikian, Pendeta Yeremia masih bisa berkomunikasi lisan. Mama Meriam sempat bertanya kepada Pendeta “kenapa?” (apa yang terjadi?). Pendeta menjawab “orang yang kita kasih makan yang tembak dan tikam”.

Haris menerangkan, maksud dari bahasa tersebut dimana terduga pelaku adalah oknum anggota TNI yang memang cukup dekat dengan Pendeta Yeremia berserta keluarga, bahkan yang bersangkutan telah dianggap anak sendiri.

Baca Juga:  Polisi Bougainville Berharap Kekerasan di Selatan Mereda

Sebelum Pendeta Yeremia ditemukan tewas tertembak, yakni pada 17 September sekitar pukul 12.00 WIT siang, rombongan anggota TNI di Sugapa diberondong tembakan oleh OPM yang mengakibatkan 1 orang meninggal dan 1 laras panjang milik TNI dirampas.

Pasca penyerangan itu, masyarakat Hitadipa dipanggil satu per satu. Namun tidak semua warga dipanggil. Mereka diberitahu bahwa senjata yang hilang diambil OPM harus segera dikembalikandan.

Selain itu, aparat meminta agar para Gembala atau Pendeta mengumumkan dan juga meminta agar warga mengutus orang ke kampung lain di distrik Hitadipa, dengan pesan yang sama agar senjata dikembalikan.

“Pesan tersebut juga diiringi dengan ancaman bahwa kalau tidak dikembalikan, distrik Hitadipa akan di-bom. Praktik ini terus terjadi pada tanggal 18 September, keesokan harinya,” ungkap Haris.

Siaran pers Tim Kemanusiaan Intan Jaya dapat diakses di sini:https://www.youtube.com/watch?v=cKSA1lSPmp0&t=417s

Terkini

Populer Minggu Ini:

Aksi Hari Aneksasi di Manokwari Dihadang Aparat, Pernyataan Dibacakan di Jalan

0
“Pukul 11. 04 WP pihak keamanan hadirkan pihak DPR PB. Pukul 12. 05 WP, massa aksi kami arahkan untuk menyampaikan orasi politik dari masing-masing organisasi. Akhir dari orasi politik membacakan pernyataan sikap.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.