Dimaki Polisi, Amos: Mereka Perlu Dibekali Pengetahuan Hukum dan HAM  

0
1132

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Anggota Komisi I DPR Papua, Amos Edowai menyatakan aparat kepolisian harus dibekali pengetahuan umum tentang perundang-undangan, hukum dan hak asasi manusia. 

“Saya paham betul–betul karena teman-teman polisi tidak ada pembekalan tentang perundang-undangan, apalagi pendidikan umum yang mereka (polisi) tempuh kan rata-rata tingkat rendah atau SMA saja,” katanya kepada suarapapua.com,  Senin (24/11/2020).

Ketika aksi dilangsungkan, dia turut menyampaikan bahwa aspirasi itu penting karena demo merupakan bagian dari pembangunan, di mana para pihak pengambil kebijakan patut diingatkan apabila lupa.

Baca Juga:  ASN dan Honorer Setiap OPD di Paniai Dibekali Ilmu Protokoler dan Menulis

Oleh karena itu, kata dia, “teman-teman polisi tolong sampaikan kepada Kapolda Papua bahwa jangan larang orang berdemontrasi.”

“Saat itu baru teman-teman polisi mulai emosi dan dipimpin oleh Wakapolresta Jayapura langsung keroyok saya dan mengeluarkan kata-kata hinaan sambil tunjuk jari ke muka saya dengan nada tegas,” ungkapnya.

ads

“Kami itu setengah mati mengawasi kalian ‘goblok’ kau,” ungkap Amos, meniru ucapan oknum polisi kepadanya.

Baca Juga:  AMAN Sorong Malamoi Gelar Musdat III di Wonosobo

Undang-undang menjamin anggota DPR Papua untuk mengawasi roda pemerintahan dan hak imunitasnya kepada publik. Sehingga, menurut dia, roda pemerintah dapat berjalan baik demi mensejahterakan masyarakat sebagai ujung tombak.

“Mewakili 55 anggota DPRP atau mewakili pimpinan, saya Amos Edowai sebagai anggota DPRP telah menerima aspirasi ade-ade mahasiswa-mahasiswi forum Deiyai di Jayapura.”

“Saya menerima aspirasi dan saya suruh mahasiswa pulang dengan tertib ke rumah masing-masing. Selanjutnya polisi dorong keluar mahasiswa dengan paksa,” ujarnya.

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

Aspirasi yang diterima merupakan murni dari mahasiswa-mahasiswi dan rakyat Deiyai. Sebab, menurut dia, tidak ada organ-organ dan orang lain yang terlibat.

“Saya terima aspirasi di kantor rakyat atau DPRP, bukan kita jalan terima sembarang di kantor Polisi,” tukasnya.

Dia mengaku sempat membatasi mahasiswa Deiyai berorasi lantaran situasi semakin tegang, lagi pula aparat kepolisian telah menyusup di tengah-tengah massa aksi.

 

Pewarta: Yance Agapa

Editor: Arnold Belau

 

Artikel sebelumnyaHarga BBM di Papua Barat Sama dengan Harga di Pulau Jawa
Artikel berikutnya517 Kades Demo Pemkab Yahukimo, Ada Apa?