SORONG, SUARAPAPUA.com— Bentuk kepedulian terhadap kemanusiaan di Sulawesi Barat (Sulbar) dan Nduga, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) cabang Sorong Santo Agustinus dan Komunitas Mahasiswa Katolik (KMK) Santo Yohanes Donbosco Unimuda Sorong gelar aksi pembakaran 1000 lilin di Taman Sorong City, Kota Sorong, Kamis (28/1/2021).
“Duka mereka duka kita bersama,” tutur Anisiate Mate, perwakilan KMK Santo Yohanes Donbosco Sorong.
Menurutnya, aksi yang pembakaran 1000 lilin yang dilakukan pihaknya di taman Sorong City adalah sebagai bentuk kepedulian terhadap mereka yang terkena bencana alam di Sulawesi Barat (Sulbar) dan juga terhadap krisis kemanusiaan di Nduga Papua.
“Kita harus bergandeng tangan untuk melihat permasalahan kemanusiaan yang ada,” tukasnya.
Mahasiswa Unimuda Sorong itu mengajak seluruh lapisan elemen masyarakat di Sorong Raya untuk bersama-sama membantu para korban bencana alam di Sulbar dan Nduga.
Serupa disampaikan Laurenzius Syufi, di mana masalah Sulbar bencana alam, sementara Nduga adalah bencana yang di buat negara.
“Kami tidak membuat perbedaan tetapi itu fakta yang terjadi. Masalah krisis kemanusiaan di Nduga sudah terjadi sejak Desember 2018, namun hingga saat ini pemerintah pusat maupun pemerintah daerah masih menutup mata.”
“maka segera tarik militer dari Nduga. Semakin banyak militer di sana akan mengganggu pisikologi rakyat Nduga,”ujarnya.
Ia mengakui pendekatan militer tidak akan menyelesaikan masalah di Nduga, malah akan membuat masyarakat trauma dan akan semakin banyak yang mengungsi ke daerah-daerah lain.
Oleh sebab itu ia meminta kepada pemerintah pusat dan daerah untuk segera menarik pasukan militer dari Nduga.
Herman Syufi, Ketua PMKRI Cabang Sorong Santo Agustinus mengatakan aksi pembakaran lilin ini merupakan puncak dari berbagai kegiatan pengalangan dana untuk membantu para korban kemanusiaan.
“Kegiatan ini bagian dari aksi menutup serangkaian kegiatan kami yang telah kami lakukan sebelumnya,” pungkasnya.
Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Elisa Sekenyap