Tanah PapuaSaireriParipurna Satu dan Dua Menetapkan Amandemen Tata Gereja dan Majelis Persidangan Sidang

Paripurna Satu dan Dua Menetapkan Amandemen Tata Gereja dan Majelis Persidangan Sidang

WAROPEN, SUARAPAPUA.com— Peserta Sidang Sinode XVIII GKI dari 55 klasis dan 15 bakal serta kategorial melangsungkan Sidang Paripurna Satu dan Dua di gedung gereja GKI Bethani Waren, Kabupaten Waropen, Papua pada, Selasa (19/7/2022).

Sidang Paripurna Satu dan Dua dilangsungkan di Bethani Waren usai dilangsungkan acara pembukaan Sidang Sinode XVIII GKI di pantai Sarafambai Waropen pada, Senin (18/7/2022).

Dalam sidang paripurna I dan II itu diawali dengan ibadah penelaan alkitab (PA) oleh Pdt. Sientje Latuputty yang mana diambil dari kitab Mazmur 85:1-14. “Kasih dan kesetiaan bertemu, keadilan, dan damai yang sejahtera bercium-ciuman”.

Dari PA itu, munculah dua pertanyaan mendasar yang menjadi pembahasan peserta rapat, yaitu bagaimana keadaan Papua saat ini dan bagaimana cara memulihkan Papua. Bagaimana keadaan GKI di tanah Papua dan bagaimana cara memulihkan GKI di Tanah Papua.

Baca Juga:  Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

Dalam diskusi dari dua pertanyaan itu, Pdt. Latuputty mengatakan bahwa pada sidang sinode XVIII GKI dibutuhkan dasar pijak atau landasan yang benar untuk menentukan arah pelayanan kapal GKI di tengah samudera raya yang kadang tenang tetapi juga sering bergelora, sehingga mengoncangkan iman murid-murid Yesus dalam pelayaran.

“Mazmur 85:9-13 dipilih sebagai bahan pelajaran dan penghayatan tentang apa kata Tuhan bagi kita. Kita percaya bahwa surya pagi dari tempat tinggi dapat menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan naungan maut untuk menggerakan kaki kita kepada jalan damai sejahtera [Lukas 1:78-79],” jelas pdt. Latuputty dalam kotbahnya itu.

Ia lalu mengatakan, ungkapan Mazmur 85:1-14 adalah merupakan doa permohonan Israel dipulihkan. Maka katanya, orang Israel memakai mazmur ini sebagai nyayian-nyayian kultis di bait Allah. Sebagaimana setelah pembuangan di Babilonia, muncul beberapa paduan suara kultus dan biasanya mereka menyanyikan mazmur-mazmur yang mengungkapkan keberadaan mereka yang sangat rendah dan lemah.

Baca Juga:  Empat Jurnalis di Nabire Dihadang Hingga Dikeroyok Polisi Saat Liput Aksi Demo

Oleh sebab itu katanya, setelah pemulihan dari Babilonia, umat disadarkan bahwa bergantung pada kekuatan sendiri atau pada illah-illah lain yang merupakan kemustahilan.

“Oleh sebabnya, pada ayat 1-7 diakui bahwa Tuhanlah yang telah mengantar mereka [umat Israel] kembali ke tanah air mereka. Ayat 8-14 kita mendengar jawaban bagi umat yang berdoa dan berharap bahwa sesungguhnya keselamatan Tuhan dekat pada orang-orang yang takut akan Tuhan sehingga kemuliaan diam di negeri mereka. Maka kunci pemulihan negara bergantung pada pemulihan atau pemerdekaan individu-individu sebagai anggota masyarakat,” tukasnya.

Baca Juga:  Kepala Suku Abun Menyampaikan Maaf Atas Pernyataannya yang Menyinggung Intelektual Abun

Usai ibadah, dilanjutkan dengan pernyataan pembuka yang disampaikan Ketua Sinode GKI di Tanah Papua. Paripurna pertama Roll Call peserta, penetapan peserta sidang, jadwal sidang, dan penentuan tata tertib sidang.

Selanjutnya dilanjutkan dengan sidang paripurna dua, yang diawali dengan penetapan Amandemen dan alat-alat kelengkapan sidang.

Sidang tersebut kemudian diakhiri dengan penyerahan palu sidang kepada pimpinan sidang sementara yang diberi nama majelis sidang atau majelis persidangan yang diketuai oleh Pdt. Herman Awom dan empat anggota lainnya.

Pimpinan sidang sementara akan memimpin berjalannya sidang hingga pemilihan badan pekerja Am Sinode GKI di Tanah Papua periode 2022-2027.

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Non OAP Kuasai Kursi DPRD Hingga Jual Pinang di Kota Sorong

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Ronald Kinho, aktivis muda Sorong, menyebut masyarakat nusantara atau non Papua seperti parasit untuk monopoli sumber rezeki warga pribumi atau orang...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.