Ketersediaan BBM di SPBU Sorong Masih Dikeluhkan Sopir di Sorong 

0
712

SORONG, SUARAPAPUA.com — Ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Sorong masih dikeluhkan para sopir di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat. 

Pada 17 Oktober kemarin ratusan sopir truk menggelar aksi demo damai meminta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Sorong dan PT Pertamina menjelaskan penyebab kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang menyebabkan antrian truk panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) di Kota dan Kabupaten Sorong.

Victor Sarfunin, penanggung jawab aksi mengatakan, tujuan kedatangan para sopir truk ke Kantor DPRD Kota Sorong yaitu menyangkut minyak subsidi jenis solar yang sulit didapat di Kota  dan Kabupaten Sorong.

“Kesulitan mendapatkan minyak subsidi di Sorong ini sudah terjadi bertahun-tahun. Makanya kami kesini memohon kepada semua pihak terkait, agar menertibkan para mafia BBM yang merajalela di Kota Sorong,” ungkapnya di halaman Kantor DPRD Kota Sorong (17/10/2022).

Baca Juga:  Freeport Indonesia Bangun Jembatan Hubungkan Kampung Banti 2 dan Banti 1

Viktor menjelaskan, sepengetahuannya setiap SPBU yang ada di Kota Sorong setiap hari mendapatkan kuota solar subsidi sebanyak 10 sampai 15 ton. Tetapi pada  kenyataannya, para sopir truk terpaksa harus mengantri berjam-jam hanya untuk mendapatkan solar subsidi.

ads

“Sorong ini Kota Minyak. Kami sopir truk setiap hari harus mengantri berjam-jam bahkan tidur di truk, hanya untuk mendapatkan solar subsidi di SPBU. Kenapa kita susah dapat solar subsidi? Karena banyak mafia BBM yang selama ini bermain di Kota Sorong,” tegasnya.

Baca Juga:  Tragedi Penembakan Massa Aksi di Dekai 15 Maret 2022 Diminta Diungkap

Para sopir menduga kuota solar subsidi di SPBU di Kota Sorong selama ini disalurkan tidak sesuai peruntukkan dan tidak kepada mereka yang berhak.

“BBM subsidi itu untuk masyarakat, bukan untuk industri. Kami setiap malam tidur di atas truk, untuk mengantri supaya bisa dapat solar subsidi di SPBU,” bebernya.

Sementara itu, Slamet sopir lainnya menambahkan permasalah kelangkaan BBM di Sorong bukan baru terjadi. Oleh karena itu, para sopir truk datang ke Kantor DPRD Kota Sorong untuk meminta solusi terbaik atas masalah yang sangat meresahkan ini.

“Kami minta adanya penambahan kuota BBM subsidi dan diperketat masalah penyaluran BBM. Kalau ada mafia BBM tangkap dan proses, jangan dibiarkan,” tegasnya.

Baca Juga:  PAHAM Papua Desak Komnas HAM dan Pangdam XVII Investigasi Video Penganiayaan Warga Sipil Papua

Slamet mengungkapkan desakan memberantas mafia BBM ini bukan hanya dilakukan oleh para supir truk namun sudah dilakukan oleh mahasiswa maupun aktivis di Sorong.

“Sudah banyak pihak yang mendesak para penegak hukum untuk berantas mafia BBM namun faktanya sampai hari antrian masih  panjang. ini membuktikan para penegak hukum bekerja secara maksimal mengatasi masalah kelangkaan BBM,” ujarnya.

Selain itu dalam aksi tersebut para sopir juga meminta Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk segera mengatasi masalah kelangkaan tersebut.

“Pak Ahok tolong! Bertahun-tahun torang susah dapat solar subsidi, karena mafia BBM merajalela di Kota Sorong,” teriak para sopir truk dalam aksinya.

 

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaKeluarga Sebut AF dan AM Korban Salah Tangkap
Artikel berikutnya30 Mahasiswa Asal Welesi Napua Gelar Pembekalan di Kota Jayapura