Pemkot Sorong Diminta Segera Bangun Kembali Pasar Boswesen

0
410

SORONG, SUARAPAPUA.com — Mama Lepina Dwit, koordinator umum para pedagang pasar Boswesen meminta pemerintah kota (Pemkot) Sorong untuk segera membangun kembali pasar yang telah digusur paksa beberapa waktu lalu.

Pasar Boswesen digusur Pemkot Sorong dengan menurunkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Baik pada tahun 2021 maupun 2022 setelah aktivitas jual beli kembali dilanjutkan meski dilarang dengan catatan harus relokasi ke pasar modern Rufei setelah diresmikan 28 September 2022.

Mama Lepina minta pasar Boswesen harus dibangun kembali sebagai salah satu pasar tradisional. Pasar ini dibuat masyarakat akar rumput sejak tahun 1970an sebelum hadirnya Pemkot Sorong. Letak pasar juga tepat di ruang yang strategis bagi pembeli dan penjual.

“Kami bukan baru datang. Kami sudah jual di sini sejak tahun 1970an sebelum ada pemerintah kota Sorong. Ini pasar bersejarah. Kami tetap jualan sampai kapan pun. Pemerintah harus bangun kembali dan ditata baik,” ujarnya saat berorasi di depan gedung DPRD kota Sorong, Kamis (24/11/2022) siang.

Aksi mama-mama pedagang dan komunitasnya bersama pendukung yang tergabung dalam Solidaritas Pedagang Pasar Tradisional Boswesen menyampaikan aspirasi di hadapan anggota DPRD kota Sorong.

ads
Baca Juga:  AMAN Sorong Malamoi Gelar Musdat III di Wonosobo

Lepina menuntut kebijakan pemerintah untuk mengatasi persoalan apalagi para pedagang memilih kembali berjualan di bekas pasar Boswesen. Enggan pindah ke pasar modern Rufei.

“Pasar Boswesen tetap harus ada. Tidak bisa ditiadakan. Kenapa timbun laut untuk pembangunan lainnya? Kenapa tidak bangun pasar Boswesen, kalau sudah tra layak dan kumuh. Pemerintah harusnya bangun dengan menatanya dengan baik, bukan langsung bongkar paksa. Seolah kami para pedagang di pasar Bosewen bukan manusia. Kami tuntut, pasar Boswesen harus dibangun kembali,” lanjutnya dengan suara tegas.

Mama Lepina Dwit sedang membacakan pernyataan sikap para pedang di depan DPRD kota Sorong, Kamis (24/11/2022) siang. (Maria Baru – SP)

Menurut Lepina, jika pasar Boswesen tidak dibangun kembali, pasti banyak pedagang yang akan menjadi korban. Pasar Boswesen sangat strategis bagi para pedagang dan penjual, sehingga upaya gusur bukan solusi tepat bagi para pedagang di kota Sorong maupun daerah lain yang saban hari jual dan beli di pasar tradisional itu.

Lepina menegaskan, solusi terbaik adalah harus bangun kembali dengan bangunan layak.

Kota Sorong terkenal dengan pasar Boswesen. Jika pasar bersejarah ini ditiadakan, sama saja pemerintah hilangkan jejak sejarah dan itu akan berdampak terhadap ruang hidup masyarakat terutama pedagang hasil bumi.

Baca Juga:  ULMWP: Aneksasi Papua Ke Dalam Indonesia Adalah Ilegal!

Tempat transaksi jual beli sudah berlangsung puluhan tahun. Aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak bisa ditiadakan dalam sekejab. Pemerintah harus cari solusi tepat. Jikapun pasar modern sudah dibangun, tidak lantas menjawab persoalan mendasar.

“Sudah digusur dan kalau tidak bangun kembali, ya banyak pedagang dari wilayah kepulauan juga akan kehilangan tempat mencari hidup. Kami minta ruang untuk kami tetap berjualan. Kami hanya mencari makan minum sehari-hari, jadi jangan bongkar. Kami tidak datang bongkar bapak ibu punya halaman rumah. Tolong bangun kembali pasar Boswesen. Itu ruang hidup kami, anak, cucu, dan suami. Stop bongkar-bongkar lagi,” tegasnya.

Keluhan sama disampaikan sejumlah pedagang, termasuk tukang ojek di pasar Boswesen yang hadir dalam aksi damai ini.

Mereka menuntut Pemkot Sorong segera bangun kembali pasar Boswesen.

“Sejarah jangan dibongkar. Pasar Boswesen ini pasar bersejarah. Harus dibangun kembali. Bukan datang bongkar. Tolong perhatikan hak kami. Kami mau hidup. Kami manusia, bukan binatang. Tolong wakil rakyat perjuangkan pasar Boswesen segera dibangun kembali,” ujar salah satu tukang ojek.

Menanggapi aspirasi tersebut, Elisabeth Nauw, wakil ketua II DPRD kota Sorong, mengaku memahami keresahan para pedagang sejak adanya kebijakan tegas pemerintah daerah untuk relokasi ke pasar modern Rufei.

Baca Juga:  Non OAP Kuasai Kursi DPRD Hingga Jual Pinang di Kota Sorong

Elisabeth berjanji DPRD akan mengundang kedua belah pihak dari pasar Boswesen maupun pasar modern Rufei untuk duduk bersama mencari solusi terbaik.

“Kami tahu persoalan ini. Saya besar dengan daun kasbi dan kangkung Malanu. Mama-mama bercerita kisah dari pagi jualan sampe sore. Masalah pasar Boswesen, kami tidak abaikan. Kami sayang, pasti kami kawal. Kami akan koordinasi lagi. Kami undang setiap perwakilan datang. Kita bicarakan bersama-sama,” ujarnya saat menemui massa aksi.

Dengan menjaring pendapat dari kedua pihak diharapkan nantinya ada solusi menyikapi persoalan sebagaimana dikeluhkan para pedagang.

“Nanti ada keterwakilan dari kedua pihak. Duduk dan bicara sama-sama. Kita teriak-teriak saja tidak bisa. Kita duduk dengan hikmat Tuhan. Kita bicara baik dan pelan. DPRD fasilitasi untuk cari solusi terbaik. Kita tetap kawal. Saya seorang perempuan, ibu rumah tangga. Mama saya juga pedagang. Saya rasakan apa yang mama-mama rasakan,” tutur Elisabeth.

Pewarta: Maria Baru
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaFGD Bahas Dampak dan Solusi Tailing Tidak Dihadiri Manajemen PT Freeport
Artikel berikutnyaYLBHI Desak Presiden dan DPR Segera Hapus Pasal-Pasal Anti Demokrasi Dalam RKUHP