JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Perdana Menteri Selandia Baru, Chris Hipkins mengatakan kepada Morning Report bahwa ia belum mendapatkan penjelasan lengkap terkait kejadian (penyanderaan pilot Philip Marthin itu, namun Kedutaan Besar Selandia Baru sedang menangani kasus ini.
“Para pejabat diplomatik Selandia Baru sudah mengetahuinya. Mereka belum sepenuhnya memberi penjelasan kepada saya tentang apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka lakukan, tetapi saya tahu mereka sedang menangani kasus ini,” jelas Hipkins.
Katanya, penyampaiannya sudah menjadi praktik standar untuk memberikan publisitas yang minimal pada situasi penyanderaan.
Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta dan Kementerian Luar Negeri Indonesia sejauh ini belum menanggapi permintaan komentar.
Sementara, Panglima TNI Laksmana Yudo Margono membantah adanya penyanderaan pilot asal New Zealand itu. Katanya, pilot dan penumpang langsung melarikan diri setelah insiden pembakaran tersebut itu terjadi.
“Dari mana itu infonya, saya malah enggak dapat infonya,” kata Yudo.
Sementara, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dari Kodap III Derakma Ndugama mengaku tidak menahan 15 warga dan 5 penumpang pesawat Susi Air, sebagaimana diberitakan sejumlah media.
Sejauh ini, pihak TPNPB mengaku hanya menahan pilot yang bernama Philip Marthin berkebangsaan New Zealand.
Menurut Egianus Kogeya, pimpinan TPNPB Derakma Ndugama sebagaimana disampaikan Jubirnya bahwa, pihaknya tidak menahan 5 penumpang pesawat Susi Air dan 15 warga lainnya.
“5 penumpang pesawat Susi Air setelah tiba di lapangan terbang dan langsung pulang ke rumah mereka, karena sudah tiba di kampungnya. Sedangkan 15 warga lainnya kami tidak bawa dan tahan mereka. Yang kami tahan dan bawa hanya pilot, tapi pilot dalam keadaan sehat,” jelasnya.
Pihaknya mengaku dalam waktu dekat akan menyampaikan maksud penyanderaan pilot tersebut.
REDAKSI