JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Sejumlah tokoh bangsa menyerukan agar para penyelenggara negara di lembaga eksekutif dan legislatif, serta lembaga-lembaga negara lainnya untuk segera mengambil langkah-langkah menuju perdamaian di tanah Papua. Seruan tersebut disampaikan di Lt 3 Grha Oikoumene, Jakarta pada, Kamis (9/11/2023).
Para tokoh bangsa yang hadir antara lain Dr. (H.C). Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, dan KKP-PMP KWI Mgr. Siprianus Hormat.
Seruan perdamaian juga disampaikan kepada Pemerintah Republik Indonesia, para pihak berkonflik, terutama faksi-faksi Kelompok Sipil Bersenjata, ULMWP, para tokoh adat dan masyarakat asli Papua, serta agamawan setempat.
Pada kesempatan itu, Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid menegaskan, “seruan ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa begitu banyak persoalan yang terjadi di Papua. Sebab itu, pentingnya pemerintah dan semua pihak untuk bersama-sama mewujudkan perdamaian di Papua.”
Hal senada disampaikan Ketum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Gomar Gultom. Menurutnya, situasi Papua masih bersimbah darah.
“Papua masih bersimbah darah. Luka lama belum kering, tapi luka baru sudah di toreh oleh berbagai kepentingan. PGI melihat derita Papua adalah derita kita semua.”
“Sebab itu hendaknya kita terbeban untuk mendesak semua pihak yang bertikai, terkusus pemerintah, juga elemen masyarakat, paling sedikit melakukan jeda kemanusiaan, agar kekerasan dapat dihentikan,” tegasnya.
Sementara Drs. Marzuki Darusman melihat pentingnya dilakukan dialog yang bermartabat untuk perlu dilanjutkan kembali.
Sayangnya, lanjut mantan Jaksa Agung RI ini, dialog terkesan dihindari karena menurut pemerintah terkesan berunding secara setara.
“Jadi kuncinya ada di pemerintah,” ujarnya.
Sedangkan Mgr. Siprianus Hormat menjelaskan bahwa KWI selalu bersatu untuk mendukung Masyarakat Papua, dalam artian agar kedamaian dapat terwujud di daerah ini.
“Dalam Sidang Tahunan para Uskup tahun ini, disepakati untuk memberi pesan terkait kondisi Papua. Sebab itu inisiatif lewat seruan ini merupakan niat baik dari para tokoh bangsa untuk mengingatkan kembali pemerintah,” tandas Mgr. Siprianus.
Serupa juga disampaikan Uskup Jayapura Mgr. Yanuarius You di mana ia mengingatkan adanya masalah kekerasan yang terjadi di Papua secara berkepanjangan, nyawa pun sudah seperti dianggap tidak berarti, dan masyarakat sipil yang harus menjadi korban.
“Rakyat terpaksa harus mengungsi, terdiskriminasi dan dimarginalkan. Belum lagi adanya eksploitasi alam yang besar. Sebab itu seruan ini sangat tepat dan dialog harus terus dikedepankan agar kedamaian sungguh terjadi di Papua,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, para tokoh bangsa secara bergantian membubuhkan tandatangan di Seruan Untuk Perdamaian di Tanah Papua.