BeritaAmos Yeninar: Demi Generasi, Saya Tetap Maju Bina Anak-Anak Aibon

Amos Yeninar: Demi Generasi, Saya Tetap Maju Bina Anak-Anak Aibon

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Direktur Yayasan Siloam Papua, Amos Yeninar mengatakan, demi kemanusiaan akan maju terus dalam membina anak-anak aibon.

Hal itu dikatakannya saat ditemui suarapapua.com di rumah singgah pemulihan generasi emas Papua, Oyehe, Nabire pada Minggu (21/5/2019).

Amos mengatakan, dirinya tetap bersyukur dan menjalankan tugas ini meskipun tidak ada perhatian dari pemerintah daerah.

Baca Juga:  ASN dan Honorer Setiap OPD di Paniai Dibekali Ilmu Protokoler dan Menulis

“Saya mengalami kasih Kristus yang luar biasa. Saya juga harus jadi berkat bagi sesama, bukan karena saya punya banyak uang, tetapi karena ada Kristus dalam hidupku,” ungkapnya.

Sejauh ini, pemerintah daerah Nabire tidak peduli akan persoalan sosial kemanusiaan, padahal dampak dari hal tersebut sangat berbahaya bagi generasi emas di Papua.

Baca Juga:  Sikap Mahasiswa Papua Terhadap Kasus Penyiksaan dan Berbagai Kasus Kekerasaan Aparat Keamanan

Seorang pembina pembantu, Isak Nap mengaku betah tinggal bersama adik-adik yang telah terjerumus pada pergaulan menyimpang.

“Biar bagaimanapun, saya lebih memilih tinggal bersama mereka karena di sana saya bisa belajar dari mereka,” kata Isak.

Amos mengungkapkan fakta selama ini tidak ada perhatian yang serius dari pemerintah daerah dalam menaruh atensi pada anak-anak terlantar di Nabire.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

“Anak-anak ini kan kita semua punya anak dan mereka ini adalah generasi emas Papua,” kata Amos.

Ia berharap agar kedepannya ada kerja sama dari pihak pemerintah, gereja, tokoh masyarakat, intelektual, pemuda dan seluruh elemen masyarakat.

Pewarta: Yance Agapa

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

10 Nakes Mimika Ikuti Konferensi Internasional Neurovaskular

0
“Dengan mengikuti konferensi ini membantu mereka mendapatkan insight terkini mengenai pengetahuan dan teknologi Neurovaskular serta membangun jejaring dengan pakar-pakar di tingkat nasional dan dunia,” katanya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.