PolhukamHAMKKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Manfun Kawasa Byak, Mananwir Apolos Sroyer menyatakan, kejahatan negara Indonesia melalui aparat keamanan di Tanah Papua semakin beringas saja. Warga sipil Papua selalu menjadi sasaran keberingasan anggota TNI maupun Polri.

“Menyimak video penyiksaan terhadap rakyat sipil Papua yang dilakukan oleh aparat TNI adalah suatu tindakan melanggar dan mencabik-cabik harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia,” ujar Mananwir Apolos Sroyer, melalui keterangan tertulis, Senin (25/3/2024).

Baca Juga:  Sejumlah Pelajar SMP di Intan Jaya Ditangkap, Mahasiswa: Segera Bebaskan!

Menanggapi kasus penyiksaan yang terjadi di kabupaten Puncak beberapa waktu lalu tersebut, Kainkain Karkara Byak (KKB) Manfun Kawasa Byak menyatakan mengutuk tindakan aparat TNI yang tidak manusiawi terhadap warga sipil Papua.

“Tindakan penyiksaan dan pembunuhan ini adalah potret buruk negara Republik Indonesia sejak West Papua berintegrasi dengan Indonesia. Ratusan ribu rakyat Papua dibantai dari waktu ke waktu tanpa penyelesaian yang adil. Seakan kami binatang buruan aparat TNI dan Polri di atas tanah leluhur kami sendiri,” tuturnya.

Baca Juga:  Petronela Krenak Berpotensi Menjadi Bupati Perempuan Pertama di Provinsi Papua Barat Daya

Dengan peristiwa penganiayaan dan penyiksaan yang menimpa warga sipil Papua baru-baru ini, KKB mendesak intervensi dunia internasional.

“Kami mendorong Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia untuk segera melakukan pemantauan dan investigasi terhadap kejahatan negara Indonesia melalui aparat TNI yang terbukti melakukan kejahatan di luar hukum. Serta mendorong lembaga-lembaga sipil society untuk terus bekerja dan memantau kejahatan negara terhadap harkat dan martabat manusia Papua,” tandasnya.

Baca Juga:  Misi Pamtas RI-PNG, 450 Prajurit TNI Dikirim ke Papua

Diberitakan sebelumnya, kasus penyiksaan menimpa salah satu warga sipil Papua yang rekaman videonya beredar luas di jagat maya sejak Kamis (21/3/2024) malam. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.