EditorialPapua: Surga yang Jatuh ke Bumi atau Negeri Berlumuran Darah?

Papua: Surga yang Jatuh ke Bumi atau Negeri Berlumuran Darah?

PAPUA yang dikenal luas adalah Papua yang kaya akan sumber daya alamnya maupun keindahan alam yang tiada habisnya. Mulai dari ujung barat di Sorong hingga Skouw, ujung Timur Papua di pantai Utara dan Samarai, ujung Timur Papua di pantai Selatan. Segala yang ada di tanah ini penuh dengan keindahan, keunikan dan langka.

Satu keindahan sekaligus yang bikin Papua ini unik di mata dunia adalah Papua dihuni oleh 250-an suku dan bahasa. Begitu pun beda dengan budayanya bernaneka ragam. Ia menambah keunikan negeri yang dijuluki surga kecil yang jatuh ke bumi.

Baca Juga:  KPK Menang Kasasi MA, Bupati Mimika Divonis 2 Tahun Penjara

Terlepas dari indahnya pulau Papua, uniknya pulau Papua yang kaya akan budaya dan bahasa yang unik di dunia. Perlu juga melihat dinamika sosial yang terjadi di negeri ini.

Di awal dipaksa untuk bergabung dengan negara Indonesia, sudah salah dan sudah curang. Indonesia datang sebagai pencuri dengan menandatangani kontrak kerja PT. Freeport Indonesia sejak tahun 1967. Di mana tahun 1967 itu Papua belum bergabung. Papua baru bergabung dengan Indonesia setelah Indonesia menang PEPERA tahun 1969 dengan penuh kecurangan. Pertama Indonesia dibantu oleh Amerika Serikat untuk mengamankan Freeport, sehingga dengan kekuatan tesebut Amerika Serikat dan PBB bekerja sama untuk menekan Belanda yang saat itu berkuasa di Papua agar menyerahkannya kepada Indonesia.

Baca Juga:  PWI Pusat Awali Pra UKW, 30 Wartawan di Papua Tengah Siap Mengikuti UKW

Kedua, Indonesia melihat potensi yang ada di Papua sangat besar. Sehingga menggunaka berbagai cara untuk menduduki Papua. Ialah dengan ekspansi militer yang besar-besar ke Papua untuk mengusir Belanda dan menguasai Papua. Niatnya adalah bukan untuk membangun Papua ini sebagai bagian dari Indonesia. Tetapi dengan legitimasi bagian dari Indonesia atau “NKRI Harga Mati”, negara Indonesia bisa melakukan apa pun semaunya.

Baca Juga:  Parpol Harus Terbuka Tahapan Penjaringan Bakal Calon Bupati Tambrauw

Buktinya, kita juga selalu melihat, pembunuhan terjadi di mana-mana. Aparat melakukan penyiksaan terhadap orang asli Papua di mana-mana. Orang Papua dicap sebagai separatis. Yang cap separatis itu dari negara melalui aparatnya di Papua.

Papua ini surga kecil yang jatuh ke bumi. Setiap saat ada saja kabar bahwa ada penangkapan, pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan. Terhadap manusia Papua sendiri maupun terhadap sumber daya alamnya. Itu membuat Papua ini menjadi daerah konflik. Daerah yang berlumuran darah. Papua juga neraka yang jatuh ke bumi. Bukan?

 

REDAKSI

2 KOMENTAR

Terkini

Populer Minggu Ini:

Aparat Hadang dan Represi Aksi Demo Damai Mahasiswa Papua di Bali

0
“Kondisi hari ini, rakyat Papua menghadapi situasi represif, intimidasi serta pembunuhan yang sistematis dan terstruktur oleh negara pasca otonomi khsusus diberlakukan tahun 2001. Akibatnya, konflik berkepanjangan terus terjadi yang membuat aparat TNI/Porli menuduh warga sipil dengan sembarangan,” tutunya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.