BeritaMahasiswa Papua Tolak Polda Malut Jadi Orang Tua Asuh

Mahasiswa Papua Tolak Polda Malut Jadi Orang Tua Asuh

SORONG, SUARAPAPUA.com — Seluruh mahasiswa Papua yang sedang mengenyam studi di Ternate, provinsi Maluku Utara, membantah pernyataan Kombes Pol Hadi Wiyono, direktur Intelkam Polda Maluku Utara (Malut), sekaligus menolak Polda Malut sebagai orang tua asuh.

Ronal Kinho, salah satu mahasiswa Papua di kota studi Ternate, menyatakan menolak pembentukan orang tua asuh yang diketahui berasal dari Polda Malut.

“Itu perintah pemerintah, tetapi kami tolak. Kami sudah bicara dalam pertemuan bahwa kami tetap menolak segala bentuk pendekatan terhadap mahasiswa Papua oleh pemerintah lewat pihak manapun,” kata Ronal kepada suarapapua.com melalui telepon seluler, Kamis (6/5/2021).

Baca Juga:  ULMWP Kutuk Penembakan Dua Anak di Intan Jaya

Karena itu, mahasiswa Papua meminta kepada direktur Intelkam Polda Malut untuk segera mencabut pernyataan kontroversial tersebut.

“Segera cabut pernyataan itu. Bapak jangan menciptakan narasi untuk memecah belah persatuan kami mahasiswa Papua di sini,” ujarnya.

Lebih lanjut mahasiswa asal Tambrauw ini menegaskan, pihak Polda Malut telah melakukan pembohongan publik terutama mahasiswa Papua di kota studi Ternate dengan dalil membantu.

“Awalnya pihak Polda Malut tawarkan kami mahasiswa untuk membantu mendaftarkan diri ikatan mahasiswa di Kesbangpol Ternate, setelah itu mereka juga akan membantu dalam proses pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) secara gratis. Kami kaget ada berita bahwa kami mahasiswa Papua di Ternate memiliki orang tua asuh yakni Polda Malut. Padahal kami tidak pernah setuju atau mengakui Polda Malut sebagai orang tua asuh kami,” bebernya.

Baca Juga:  Media Sangat Penting, Beginilah Tembakan Pertama Asosiasi Wartawan Papua

Sebelumnya, Kombes Pol Hadi Wiyono mengaku program itu bertujuan membangun keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, melalui program Orang Tua Asuh, ia akan memberikan pendampingan termasuk mengurus legalitas organisasi dengan mendaftarkan ke notaris.

“Kami bantu kepada IMP (Ikatan Mahasiswa Papua) Malut agar daftarkan organisasi ke notaris dan Kesbangpol Kota Ternate,” ujar Hadi, Rabu (21/4/2021), dilansir malutpost.id.

Baca Juga:  Jelang Idul Fitri, Pertamina Monitor Kesiapan Layanan Avtur di Terminal Sentani

Selain memfasilitasi anggota IMP untuk memiliki SIM secara massal, direktorat Intelkam Polda Malut menurut Hadi, bakal menggelar buka puasa bersama mahasiswa Papua sebagai perwujudan orang tua asuh bagi IMP Malut.

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Penghargaan Musik di Eropa untuk Black Brothers

0
Mereka memadukan alat musik tradisional dengan instrumen Barat. Personil Sangguma berjumlah tujuh orang dengan dua kreatornya Tony Subam (East Sepik Province) dan Sebastian Miyoni (Milne Bay Province).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.