BeritaPolhukamDemo Tolak DOB Papua di Jakarta, 6 Mahasiswa Mengalami Kekerasan Fisik dan...

Demo Tolak DOB Papua di Jakarta, 6 Mahasiswa Mengalami Kekerasan Fisik dan Seksual

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com –– Saat aksi tolak pemekaran daerah otonomi baru (DOB) di Papua yang dilakukan mahasiswa Papua se-Jabotabek, Kamis (11/3/2022), aparat gabungan TNI/Polri menangkap 105 mahasiswa Papua dan enam diantaranya mengalami kekerasan fisik dan seksual oleh aparat keamanan di depan kantor Kemendagri, Jakarta.

Hal tersebut dilaporkan Vinsen Siep, koordinator lapangan aksi tolak DOB Papua, melalui siaran pers, Minggu (13/3/2022).

Enam mahasiswa-mahasiswi Papua yang menjadi korban kekerasan fisik dan seksual oleh aparat gabungan TNI/Polri itu diantaranya Ince (perempuan) ditendang oleh aparat di dada dan pingsan, Bob (laki-laki) mengalami luka gores di kaki dan ditendang di uluh hati, Samuel Purwaro (laki-laki) ditendang dan ditarik ke dalam mobil tahanan hingga mengalami luka di mata kanan.

Baca Juga:  Siswa SMKN 1 Paniai Lulus Dengan Nilai Memuaskan, Kepsek: Kami Bangga

“Deris Murib (laki-laki) kena pukulan di bagian dahi dan mengalami benjolan. Dia juga ditendang di bagian belakang oleh aparat. Kemudian, Deten (laki-laki) dipikul menggunakan helm polisi di bagian kepala, serta Gy (laki-Laki) ditendang di kepala dan kemaluannya ditarik,” jelasnya.

Selain itu, kawan solidaritas Indonesia, atas nama Gudel (laki-laki) mengalami luka-luka di badan dan giginya retak karena ditendang.

“Kemaluannya ditarik. Handphone milik Gudel juga disita, tetapi sudah dikembalikan,” kata Vincen.

Baca Juga:  Suku Abun Gelar RDP Siap Bertarung Dalam Pilkada 2024

Ambrosius Mulait, Sekjen AMPTPI, mengatakan, dengan melihat kronologi kejadian tersebut, mahasiswa Papua dan Papua Barat yang tergabung dalam Front Mahasiswa Papua mengutuk keras tindakan represif aparat gabungan TNI/Polri terhadap masa aksi Papua dan Solidaritas Indonesia.

“Hentikan kriminalisasi terhadap Naom Alpius Wenda yang masih ditahan di Polda Metro Jaya dan segera bebaskan tanpa syarat. Jika tidak diindahkan, kami mahasiswa Papua akan menduduki Polda Metro Jaya,” tegas Mulait.

Mahasiswa Papua juga mengutuk keras tindakan represif aparat gabungan terhadap massa aksi  Papua dan Solidaritas Indonesia.

Selain itu, mendesak Kapolda Metro Jaya untuk segera tangkap dan adili anggota (TNI/Polri) yang melakukan penganiayaan terhadap tujuh orang massa aksi.

Baca Juga:  AJI, PWI, AWP dan Advokat Kecam Tindakan Polisi Terhadap Empat Jurnalis di Nabire

“Kami mengutuk keras aparat TNI/Polri yang melakukan pelecehan seksual terhadap saudari Ince serta mendesak Komnas HAM melakukan penyelidikan terkait pelecehan seksual yang dilakukan oleh anggota TNI/Polri terhadap saudari Ince dan tujuh orang massa aksi lainnya,” tutur Mulait.

Mahasiswa Papua se-Jabotabek juga mengutuk keras tindakan pelecehan yang dilakukan aparat keamanan dengan menarik alat vital kelamin kawan Solidaritas Indonesia berinisial (B)  dan tindakan pemukulan kepala kawan (L).

Pewarta: Agus Pabika
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kapolres Sorong Kota Didesak Proses Hukum Pelaku Pengeroyokan Casis Polri

0
"Akibat tindakan main hakim sendiri, saudara Zet Asikasau menderita sakit pada muka bagian depan (rahang) sebelah kiri, kepala bagian depan sebelah kiri, dan terdapat luka di bagian dada sebelah kiri, baju miliknya juga robek akibat peristiwa tersebut," jelas Ambrosius Klagilit.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.