PartnersKongres FLNKS Diadakan Menjelang Pembicaraan Penting Dengan Prancis

Kongres FLNKS Diadakan Menjelang Pembicaraan Penting Dengan Prancis

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Gerakan pro-kemerdekaan Kaledonia Baru, FLNKS, telah menyatakan persatuannya dalam kongres menjelang pembicaraan bilateral yang dijadwalkan dengan Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin.

Menteri tersebut akan berada di Noumea minggu ini untuk melanjutkan diskusi mengenai undang-undang baru untuk Kaledonia Baru setelah penolakan kedaulatan penuh dalam tiga kali referendum.

Seorang anggota senior Caledonian Union, Dominique Fochi, mengatakan kepada televisi lokal bahwa ada beberapa proposal yang berbeda dari berbagai partai yang membentuk FLNKS.

Baca Juga:  Ancaman Bougainville Untuk Melewati Parlemen PNG Dalam Kebuntuan Kemerdekaan

Namun ia mengatakan ada banyak hal yang dipertaruhkan sehingga tidak ada ruang untuk suara-suara yang tidak sejalan.

Salah satu partai, Caledonian Union, mengatakan bahwa negosiasi dengan Prancis hanya akan bermanfaat jika mereka berurusan dengan emansipasi negara tersebut.

Kongres ke-41 akhir pekan ini di Noumea menarik beberapa pendukung kemerdekaan internasional, terutama partai pro-kemerdekaan di Negara Basque Spanyol dan anggota parlemen nasionalis Guyana Prancis, Jean-Victor Castor.

Baca Juga:  Menteri Luar Negeri NZ Bertemu PM Baru Kepulauan Solomon Bahas Program Prioritas

Kaledonia Baru telah masuk dalam daftar dekolonisasi PBB sejak tahun 1986, berdasarkan hak menentukan nasib sendiri yang diakui secara internasional oleh masyarakat Kanak.

 

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kapolres Sorong Kota Didesak Proses Hukum Pelaku Pengeroyokan Casis Polri

0
"Akibat tindakan main hakim sendiri, saudara Zet Asikasau menderita sakit pada muka bagian depan (rahang) sebelah kiri, kepala bagian depan sebelah kiri, dan terdapat luka di bagian dada sebelah kiri, baju miliknya juga robek akibat peristiwa tersebut," jelas Ambrosius Klagilit.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.