BeritaAkibat Hujan dan Angin Keras, Harga Ikan Asar di Pasar Pharaa Naik

Akibat Hujan dan Angin Keras, Harga Ikan Asar di Pasar Pharaa Naik

SENTANI, SUARAPAPUA.com— Memasuki bulan ke tiga di tahun 2023, harga ikan laut yang di asar harganya meningkat. Hal itu terjadi di pasar Pharaa Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.

Kenaikan harga ikan ini terjadi akibat faktor cuaca yang beberapa hari terakhir mengalami hujan dan angin keras. Sehingga nelayan mengalami kesulitan untuk mendapatkan ikan yang cuku.

Sumiryati, pedagang ikan laut asar di pasar Pharaa Sentani mengatakan, melonjaknya harga ikan laut terjadi pada bulan ini.

“Harga ikan asar ini sudah naik ada satu bulan, tapi harga juga naik turun,” kata Sumiryati kepada suarapapua.com di Sentani, Jumat (10/3/2023).

Baca Juga:  Aktivitas Belajar Mengajar Mandek, Butuh Perhatian Pemda Sorong dan PT Petrogas

Harganya itu kata dia satu ekor untuk di pasar Pharaa Sentani bisa meningkat hingga Rp70 ribu rupiah.

“Kalau harga normal itu di 50 ribu- 60 ribu rupiah. Untuk per ekornya kalau naik bisa di antar 70 -75 ribu rupiah,” jelasnya.

Faktor cuaca yang membuat tangkapan nelayan di laut berkurang, sehingga berdampak pada pedagang di pasar.

“Biasanya ambil paling banyak 50 ekor. Cuman karena faktor cuaca jadi mobil sedikit dan tidak menentu juga. Kalau ambil banyak baru tidak habis lagi rugi nanti,” ujarnya.

Baca Juga:  57 Tahun Freeport Indonesia Berkarya

Ia mengatakan, ikan asar mampu bertahan selam tiga hari. “Kalau saya ambil sekitar 50 ekor itu bisa habis dalam waktu dua hari. Ikan asar ini cuman mampu bertahan selam tiga hari saja,” ucapnya.

Sebagai pedagang ikan asar, ia tidak bisa memastikan pendapatan yang ia dapatkan pada bulan ini.

“Karena cuaca seperti ini jelas pendapatan juga terganggu, mau dapat berapa coba. Harga naik lagi,” tuturnya.

Muji, pedagang ikan asar lain mengaku sejak angin dan hujan mengalami kekurangan di stok ikan.

Baca Juga:  Sebanyak 127 Peserta Memulai Program Pelatihan di Institut Pertambangan Nemangkawi

“Stok berkurang karena nelayan tidak mencari. Bagaimana hujan dan angin jadi yang nelayan bahwa itu pun sedikit saja, jadi dalam satu hari mau jualan baru ambil banyak tidak bisa,” ucapnya.

Faktor kenaikan harga ikan mengakibatkan dirinya tidak mengambil ikan di pembuat ikan asar.

“Saya tidak bisa ambil banyak, biasa kalau ambil itu sekitar 50-70 ekor, namun sekarang saya kurangi sedikit saja. 50 ekor ke bawa karena ini soal modal juga,” ucap Muji.

 

Pewarta:  Yance Wenda
Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Diduga Dana Desa Digunakan Lobi Investasi Migas, Lembaga Adat Moi Dinilai...

0
"Tim lobi investasi migas dibentuk secara sepihak dalam pertemuan itu dan tidak melibatkan seluruh elemen masyarakat adat di wilayah adat Klabra. Dan permintaan bantuan dana tidak berdasarkan kesepakatan masyarakat dalam musyawarah bersama di setiap kampung. Maka, patut diduga bahwa dana tersebut digunakan untuk melobi pihak perusahaan," tutur Herman Yable.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.