Tanah PapuaDomberaiRayakan 45 Tahun Mambesak, Begini Pesan Wolas Krenak

Rayakan 45 Tahun Mambesak, Begini Pesan Wolas Krenak

SORONG, SUARAPAPUA.com — Wolas Krenak, satu tokoh pendiri grup musik Mambesak mengingatkan generasi muda Papua untuk tidak mengubah aransemen musik khas Mambesak.

Menurut Wolas, di tengah pengaruh zaman saat ini, banyak generasi muda Papua melupakan jati diri yang dapat mengakibatkan budaya Papua semakin terkikis dan mulai hilang secara perlahan-lahan.

“Ini pengaruh perubahan zaman. Banyak anak Papua lebih memilih budaya baru, kembangkan budaya luar dibandingkan budaya kita sendiri. Padahal budaya itu identitas atau jati diri kita,” kata Wolas Krenak saat ditemui di Bengkel Budaya Papua kota Sorong dalam acara syukuran 45 tahun grup musik Mambesak, Sabtu (5/8/2023).

Pendiri grup Mambesak itu mengaku sangat mendukung dan bangga melihat generasi muda Papua terjun di dunia musik saat ini.

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

Tetapi, Wolas berpesan kepada anak-anak Papua agar tak ubah aransemen musik khas Mambesak. Ia mencontohkan karya musik Bob Marley yang dibuat dalam berbagai bahasa, tetapi tak menghilangkan versi sesungguhnya. Lihat lagunya Bob Marley, bahasa diganti, tetapi versi reggae tetap tak berubah.

“Generasi muda Papua silahkan berkarya. Ini masa kalian. Mambesak sudah berkarya. Kalau anak muda Papua cinta Mambesak, mainkan musik Mambesak dengan gaya Mambesak itu baru kamorang anak muda cinta Papua,” pesan Wolas.

Diskusi peringati HUT ke-45 grup Mambesak di Bengkel Budaya Papua kota Sorong, Sabtu (5/8/2023). (Reiner Brabar – SP)

Wolas Krenak, mantan wartawan Suara Pembaruan itu berharap pemerintah daerah dapat memberikan anggaran dana otonomi khusus (Otsus) kepada sanggar-sanggar seni yang fokusnya mengembangkan budaya Papua.

Baca Juga:  Saksi Beda Pendapat, KPU PDB Sahkan Pleno Rekapitulasi KPU Tambrauw

“Budaya Papua ini sudah hampir punah. Banyak generasi yang lupa bahasa daerahnya. Pemerintah harus bisa mengembalikan, mengangkat dan mengembangkan budaya lewat potensi generasi muda Papua. Ada uang Otsus itu kenapa tidak berikan untuk sanggar-sanggar seni agar budaya Papua bisa terus dilestarikan? Saya harap semoga di tahun yang akan datang lahir Mambesak-Mambesak baru,” bebernya.

Untuk itu, ia berharap di usia ke 50 tahun Mambesak dapat dilakukan secara outdoor dan terbuka untuk umum.

“Semoga Tuhan kasih saya panjang umur, Mambesak usia 50 tahun kita harus rayakan secara besar-besaran,” harap Krenak.

Baca Juga:  Raih Gelar Doktor, Begini Pesan Aloysius Giyai Demi Pelayanan Kesehatan di Papua

Nelson, mahasiswa UMS Sorong, usai acara syukuran mengaku bersyukur bisa mendengar langsung perjuangan grup musik Mambesak dari salah satu tokoh pendirinya.

“Ini sesuatu yang baru buat saya. Hari ini saya mendengar perjuangan Mambesak di tengah masa yang sulit dan diceritakan secara langsung oleh tokoh pendirinya buat saya merinding mendengarnya.”

Berharap generasi muda Papua menjiwai spirit Mambesak hingga tetap terpatri dalam diri dan tidak mudah tergerus pengaruh modern.

“Panjang umur Mambesak. Semoga ini jadi pelajaran untuk saya dan teman-teman kedepan dalam mencintai budaya,” ucapnya.

Perayaan HUT ke-45 Mambesak di kota Sorong diadakan dibawah tema utama “Melestarikan Tradisi Papua, Melawan Lupa”. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

Penghargaan Musik di Eropa untuk Black Brothers

0
Mereka memadukan alat musik tradisional dengan instrumen Barat. Personil Sangguma berjumlah tujuh orang dengan dua kreatornya Tony Subam (East Sepik Province) dan Sebastian Miyoni (Milne Bay Province).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.