BeritaPolhukamPresiden Eksekutif ULMWP Klarifikasi Beredarnya WA dan FB Palsu Berisi Isu Provokatif

Presiden Eksekutif ULMWP Klarifikasi Beredarnya WA dan FB Palsu Berisi Isu Provokatif

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) mengaku menerima pengaduan dari rakyat atas manuver kotor oleh pihak kolonial dan kelompok binaan menyebarluaskan sejumlah informasi bernada provokatif melalui Facebook dan WhatsApp.

Menase Tabuni, Presiden Eksekutif United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) periode 2023 – 2028, menyatakan, berbagai isu provokatif tengah digencarkan oknum tertentu dengan mencatut pimpinan eksekutif WPNCL yang juga ketua terpilih ULMWP.

“Begitu saya terpilih sebagai Presiden Eksekutif ULMWP periode 2023 – 2028 ada satu akun Facebook tiap hari gencar dengan pernyataan-pernyataan menyesatkan. Itu masih berlangsung, dan belakangan ada lagi satu nomor WhatsApp yang mengklaim dirinya seolah-olah sebagai saya, lalu terus menerus memprovokasi dengan bahasa-bahasa rekayasa. Itu pas bertepatan dengan rencana kegiatan kongres dari PNWP di Sentani. Saya tegaskan bahwa rakyat jangan mudah terkecoh dengan ulah murni rekayasa pihak kolonial dan binaannya,” ujarnya, Rabu (22/11/2023).

Baca Juga:  Dua Anak Diterjang Peluru, Satu Tewas, Satu Kritis Dalam Konflik di Intan Jaya

Dalam keterangan tertulis bernomor 008/Ext-pub/XI/2023, Menase Tabuni membeberkan sejumlah klarifikasi terhadap gencarnya provokasi dari akun palsu Facebook dan WhatsApp tersebut.

  1. Pasca kongres kelompok Pemerintahan Sementara, akun WhatsApp dengan nama (Tuan Manase T) yang menggunakan gambar profil bermotif Bendera Bintang Fajar, telah menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atas nama Presiden Eksekutif ULMWP. Kami telah memastikan bahwa tuan Menase Tabuni tidak memiliki akun WhatsApp menggunakan nama dan gambar profil bermotif bendera Bintang Fajar.
  2. Isi pesan WhatsApp bertujuan untuk mengganggu pelaksanaan kongres kelompok Pemerintahan Sementara yang dilaksanakan pada hari Senin 20 November 2023 di GOR STT GIDI Sentani. Hal ini bertentangan dengan pernyataan resmi pimpinan Eksekutif dan Legislatif ULMWP pada 20 November 2023 yang diberitakan di beberapa media massa bahwa “Kongres di Sentani bagian dari faksi baru, tidak ada kaitannya dengan kami ULMWP”.
  3. Hal serupa juga dilakukan setelah pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) II ULMWP pada Agustus-September 2023 di Port Villa, Vanuatu, gunakan akun Facebook dengan nama (Saya WPNCL) dan menyerang ketua WPNCL yang kemudian terpilih sebagai Presiden Eksekutif ULMWP. Terbukti dari jejak digital bahwa akun tersebut berafiliasi dengan kelompok Pemerintahan Sementara.
Baca Juga:  Freeport Indonesia Bangun Jembatan Hubungkan Kampung Banti 2 dan Banti 1

Dengan demikian, “Kami tegaskan bahwa akun WhatsApp yang menggunakan nama Tuan Manase T, dan Facebook dengan nama “Saya WPNCL” adalah murni direkayasa oleh pihak kolonial dan binaannya.”

Menase Tabuni mengajak siapapun tidak mudah terhasut terhadap berbagai upaya provokasi pihak tertentu bertujuan mengacaukan perjuangan bangsa Papua Barat.

“Apabila terdapat penyebaran informasi yang mengatasnamakan pimpinan WPNCL atau ULMWP, rakyat harus dapat melakukan pengecekan kebenaran untuk menghindari penyesatan dan provokasi,” ujar Tabuni.

Baca Juga:  Yakobus Dumupa Nyatakan Siap Maju di Pemilihan Gubernur Papua Tengah

Bersamaan keterangan tertulis itu dilampirkan juga sejumlah bukti berupa screenshot percakapan melalui WhatsApp oleh akun palsu maupun akun Facebook “Saya WPNCL”. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pimpinan Keuskupan Timika: Stop Adu Domba Masyarakat Demi Tujuan Tertentu!

0
“Akhir-akhir ini terjadi konflik horizontal antar kelompok masyarakat suku seperti Dani dengan Mee, Dani dengan Biak, Mee dengan Moni, Mee dengan Jawa, ada pula beberapa peristiwa pembunuhan yang pelakunya tidak diketahui yang terjadi setelah terbentuknya provinsi baru,” tutur Pastor Marthen Kuayo, dikutip dari siaran pers Komisi Sosial (Komsos) Keuskupan Timika, Selasa (7/5/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.