Tanah PapuaLa PagoPanglima TNI Bentuk Koops Habema Tangani Papua

Panglima TNI Bentuk Koops Habema Tangani Papua

Editor :
Elisa Sekenyap

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Agus Subiyanto membentuk Komando Operasi (Koops) Habema (Harus Berhasil Maksimal) untuk menangani konflik di Papua.

Sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia, Panglima TNI Agus menjelaskan strategi yang diterapkan pihaknya di Papua kali ini menggunakan pendekatan smart power. Ia mengatakan smart power adalah kombinasi dari soft power, hard power dan diplomasi militer.

Baca Juga:  ULMWP Desak Dewan HAM PBB Membentuk Tim Investigasi HAM Ke Tanah Papua

“Implementasi strategi itu adalah pembentukan komando operasi Habema (harus berhasil maksimal),” kata Agus dalam Rapim TNI-Polri di Mabes TNI, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024).

Ia berharap pembentukan Koops itu dapat mengintegrasikan pola operasi TNI dan Polri, sehingga penanganan konflik di Papua lebih efektif.

Agus menyampaikan TNI telah meningkatkan kemampuan individu dan satuan melalui siklus latihan sistem blok secara terpusat di Pusdiklatpassus Kopassus.

Baca Juga:  Raih Gelar Doktor, Begini Pesan Aloysius Giyai Demi Pelayanan Kesehatan di Papua

Januari tahun ini, lanjutnya, juga terjadi peningkatan indeks dukungan operasi untuk prajurit TNI.

Sebelumnya, ada Satgas Nemangkawi yang diganti dengan Satgas Ops Damai Cartens. Dua tim operasi ini merupakan tim gabungan dari aparat Polri dan TNI.

Tugas Satgas Nemangkawi lebih mengedepankan penegakan hukum, untuk Operasi Damai Cartenz akan lebih mengedepankan tiga fungsi, yaitu fungsi intelijen, fungsi bimas dan fungsi humas.

Baca Juga:  Velix Vernando Wanggai Pimpin Asosiasi Kepala Daerah se-Tanah Papua

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kasus Laka Belum Ditangani, Jalan Trans Wamena-Tiom Kembali Dipalang

0
"Setelah ada jawaban dari pemerintah Lanny Jaya dan Jayawijaya barulah kami akan buka palang. Sesuai permintaan keluarga korban, babi 105 ekor dan uang empat miliar," ujar Kunilek.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.