ArsipFredy Buntaran, Direktur YTHP Meninggal Dunia

Fredy Buntaran, Direktur YTHP Meninggal Dunia

Rabu 2015-12-31 05:34:35

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Direktur Yayasan Teratai Hati Papua (YTHP), Fredy Buntaran usai menyelesaikan film “Negeri di Balik Kabut” yang berlokasi di Distrik Samenage, Kabupaten Yahukimo, Papua, akhirnya dipanggil Tuhan ke rumah Bapak di Sorga, Selasa (29/12/2015).

Fredi Buntaran merupakan anak keenam dari 7 bersaudara. Ia mantan Pastor Fransiskan yang ditahbiskan pada tahun 1998 dan mengundurkan diri, namun belum pernah disetujui Paus.

Ia pernah bertugas di Nabire dan terakhir kali di Manokwari sebagai aktivis Green Peace, sebelum ke Wamena. Ia di Wamena tinggal selama 5 bulan, sebelum meninggal, Selasa lalu.

Pastor John Jonga, pendiri YTHP kepada suarapapua.com di rumah duka, Rumah Bina Wamena, menuturkan, Fredy adalah seseorang yang sederhana tetapi luar biasa dan hebat.

Kata Pastor John, Fredy adalah anak orang kaya, tetapi ia mau menyendiri datang ke Papua dan tinggal bersama dengan orang Papua, karena hatinya bersama orang Papua.

Semua itu, kata Pastor John, Fredy buktikan melalui tindakannya yang mau berbaur dengan orang Papua ketika semasa hidup.

“Bayangkan, baru lima bulan di Papua, ia sudah dekat dengan masyarakat di sini, sehingga mereka (masyarakat) dengar beliau meninggal semua datang melayat, karena mereka tahu almarhum sangat sayang mereka,” pungkas Pastor John.

Pastor John juga mengakui, Selasa kemarin ketika menghubungi ibunya di Surabaya, ibunya mengikhlaskan anaknya dikuburkan di Papua, karena menurut ibunya, itu adalah keinginan Fredy semasa hidup.

“Pastor jangan kirim ke sini (Surabaya), tetapi dimakamkan saja di Wamena, karena itu dia punya permintaan. Saya (ibunya) juga senang jika dimakamkan di Papua, saya merasa bahagia karena itu dia punya permintaan untuk hidup mati bersama orang Papua,” kata Pastor John menirukan pernyataan ibu almarhum.

Pastor juga mengakui, almarhum saking cintanya bekerja di Tanah Papua, dia tidak pernah menerima honor atau gaji dari YTHP sebagai direktur.

Sementara itu, Islami Adisubrata, Ketua Forum Jurnalis Jayawijaya (FJJ) ketika melayat bersama rombongan wartawan di Wamena mengatakan, dirinya bersama rekan-rakannya merasa kehilangan, sebab semasa hidup almarhum menjadi teman diskusi di Rumah Bina Wamena.

“Kami turut berduka atas meninggalnya almarhum Fredy Buntaran, karena dia juga dekat dengan kami dan menjadi teman kami untuk berdiskusi selama ini. Semoga arwahnya diterima Tuhan yang maha kuasa,” kata Anyong, panggilan akrabnya, di Rumah Bina pagi tadi.

Fredy meninggal akibat sesak napas ketika dalam pesat dari Samenage ke Wamena. Ia akan dikuburkan hari ini, Kamis (31/12/2015) di Wamena.

 

Editor: Oktovianus Pogau

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

Parpol Harus Terbuka Tahapan Penjaringan Bakal Calon Bupati Tambrauw

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Forum Komunikasi Lintas Suku Asli Tambrauw mengingatkan pengurus partai politik di kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, untuk transparan dalam tahapan pendaftaran...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.