ArsipSejumlah PSK Gang Dolly Surabaya Diduga Ada di Wamena

Sejumlah PSK Gang Dolly Surabaya Diduga Ada di Wamena

Jumat 2014-12-12 20:08:15

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Pasca pembubaran wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) di Gang Dolly, Surabaya Jawa Timur, sejumlah PSK diduga menyebar hingga ke Papua, bahkan sampai di Kabupaten Jayawijaya.

Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Jayawijaya, ketika dikonfirmasi wartawan terkait informasi tersebut mengaku belum memiliki data pasti terkait, terutama laporan soal ada PSK dari Gang Dolly yang melakukan praktek komersialnya di Wamena.

 

Daulat Martua Raja, Sekretaris KPAD Kabupaten Jayawijaya mengatakan, di Wamena ada sebanyak 97 PSK, dan kebanyakan dari Jawa Timur, tetapi pihaknya belum tahu pasti apakah mereka dari Dolly.

 

“Keseluruhannya ada 97 orang, tidak menutup kemungkinan ada yang dari Dolly, karena hampir kebanyakan mereka (PSK) berasal dari Jawa Timur,” kata Daulat, kepada suarapapua.com, di Wamena pekan lalu.

 

Ketika ditanya bagaimana mereka ini masuk di Wamena, menurut  Daulat, awalnya melapor ke Polsek setempat, lalu lapor ke Yukemdi (salah satu LSM di Wamena) dan KPAD hanya menerima laporan akhir dari LSM. 

 

Daulat juga mengatakan, dari 97 PSK itu berada di beberapa panti pijat dan rumah makan atau biasa disebut warung remang-remang di daerah pasar Jibakma, Hom-Hom dan beberapa tempat lainnya.

 

Sementara, Endang seorang PSK di Pasar Jibakma Wamena ketika ditemui suarapapua.com mengaku, berasal dari Jawa Timur, namun tidak menjelaskan asal daerah tempat bekerja sebelumnya.

 

“Saya sudah 10 tahun disini. Kami semua yang disini orang lama. Ya pokoknya sampai tahun 2014 sudah 10 tahunlah. Saya datang sendiri hanya untuk cari makan. Tidak perlu tanya kapan saya datang,” tegas Endang saat ditemui di Pasar Jibakma, Wamena, Jumat (12/12/2014).

 

Hal senada diungkapkan rekannya. “Saya satu kampung dengan Endang. Ya pokoknya kami dari Jawa Timur-lah dan kami orang lama disini (Pasar Jibakma),” ungkap rekan Endang yang tidak menyebutkan namanya itu.

 

Walau demikian, masyarakat Wamena tidak mau ditipu dengan omongan para wanita itu, karena semua omongan itu hanya menyembunyikan identitas asli mereka.

 

Danne, warga Wamena kota kepada media ini mengatakan, para PSK tidak akan berterus-terang menyampaikan, karena mereka tidak mau disebut PSK eks Dolly.  

 

“Itu tipu saja, kalau boleh cek di Yukemdi, karena mereka yang pasti lebih tahu. Dan berbahaya juga kalau ada dari Dolly disini, karena efek penyebaran penyakit HIV akan jadi gampang kepada orang Papua,” katanya 

 

Lanjut Danne, jika kedapatan ada PSK eks Dolly di Wamena, baiknya dipulangkan saja bersama dengan PSK yang bukan eks Dolly.  

 

“Mereka ini yang selalu membawa sumber masalah di Wamena,” tegasnya. 

 

Editor: Oktovianus Pogau

 

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

0
“Jadi tidak semua Gubernur bisa menjawab semua itu, karena punya otonomi masing-masing. Kabupaten/Kota punya otonomi begitu juga dengan provinsi juga punya otonomi. Saya hanya bertanggung jawab untuk formasi yang ada di provinsi. Maka ini yang harus dibicarakan supaya apa yang disampaikan ini bisa menjadi perhatian kita untuk kita tindaklanjuti. Dan pastinya dalam Rakor Forkopimda kemarin kita juga sudah bicarakan dan sepakat tentang isu penerimaan ASN ini,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.