ArsipSOLPAP Nilai MRP Tidak Punya Hati Untuk Mama-Mama Papua

SOLPAP Nilai MRP Tidak Punya Hati Untuk Mama-Mama Papua

Jumat 2013-02-15 09:05:00

PAPUAN, Jayapura — Solidaritas Pedagang Asli Papua (SOLPAP) sesalkan sikap lembaga kultur rakyat Papua, Majelis Rakyat Papua (MRP) yang selama ini acuh tak acuh terhadap perjuangan mama-mama pedagang asli Papua untuk mendapatkan pasar permanen di pusat kota Jayapura.

“Ini menunjukan bahwa lembaga ini di duduki oleh orang-orang yang punya hati, kemampuan, dan tidak peka terhadap penderitaan yang dihadapi mama-mama asli Papua,” ujar Sekertaris Badan Formatur SOLPAP, Robert Jitmau, ketika ditemui media ini di padang bulan, Jayapura, Papua, Jumat (15/2/2013).

Menurut Jitmau, MRP bukannya saja tak pedulikan perjuangan mama-mama pedagang asli Papua, namun persoalan-persoalan lainnya yang menyangkut persoalan umum pada perempuan Papua juga tak mendapat perhatian yang serius.

“Kita harus tagih janji mereka yang katanya akan ada keberpihakan pada orang asli Papua, khusus mama-mama pedangang asli Papua,” ujar Jitmau.

Perjuangan mama-mama pedagang asli Papua untuk mendapatkan pasar permanen telah dilakukan sejak tahun 2001. Sudah puluhan kali SOLPAP mengkordinir mama-mama untuk melakukan aksi demonstrasi ke Kantor Gubernur Papua, Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), dan bahkan sampai di kediaman Gubernur Papua.

Namun, sampai saat ini belum juga ada respon yang positif dari pemerintah, walau janji-janji dari berbagai pihak di eksekutif selalu disampaikan kepada mama-mama.

“Kami hanya selalu terima janji dan janji dari pemerintah. Kami masih menunggu kapan pasar permanen ini akan segera dibangun,” ujar Jitmau, yang telah mendampingi mama-mama pedagang asli Papua sejak tahun 2005 silam.

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

20 Tahun Menanti, Suku Moi Siap Rebut Kursi Wali Kota Sorong

0
"Kami ingin membangun kota Sorong dalam bingkai semangat kebersamaan, sebab daerah ini multietnik dan agama. Kini saatnya kami suku Moi bertarung dalam proses pemilihan wali kota Sorong," ujar Silas Ongge Kalami.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.