ArsipIronis, Sudah Seminggu Kampus Uncen Dipalang; Ini Foto-Fotonya

Ironis, Sudah Seminggu Kampus Uncen Dipalang; Ini Foto-Fotonya

Senin 2014-10-06 08:13:00

PAPUAN, Jayapura — Memang ironis, kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua, telah dipalang oleh ratusan mahasiswanya, sejak 30 September 2014, dan hingga kini, Senin (06/10/2014), pemalangan tersebut masih berlanjut.

Pantauan suarapapua.com, ternyata lokasi yang dipalang bukan hanya kampus Uncen atas, yang terletak di Perumnas III, Distrik Heram, namun pemalangan juga dilakukan di Kampus Uncen bawah, dan Kampus Fakultas Kedokteran, yang terletak di wilayah Abepura.

 

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Uncen, Yoan Wanditman, kepada suarapapua.com mengatakan, ia sepenuhnya mendukung aksi pemalangan, dan berjanji menjaga mahasiswa agar tidak melakukan aksi-aksi kekerasan, termasuk pengrusakan fasilitas kampus.

 

“Pemalangan ini jalan terakhir yang ditempuh mahasiswa Fakultas Kedokteran. Kami sangat prihatin dengan kondisi mereka, karena sudah hampir enam bulan mereka tidak kuliah, hanya karena Rektor tidak berani mengganti Dekan FK, Ibu Paulina Watofa,” kata Yoan.

 

Menurut Yoan, saat ini mahasiswa yang melakukan aksi demo dan pemalangan bukan hanya dari FK Uncen, namun mahasiswa dari tujuh fakultas yang ada di lingkungan Kampus Uncen juga memberikan dukungan penuh atas aksi pemalangan.

 

“Ini bukti solidaritas mahasiswa, karena itu semua memberikan dukungan kepada mereka. Rektor tidak mampu menyelesaikan masalah, makanya terus menghindar dari mahasiswa. Tidak pernah rektor ajak kami mahasiswa untuk dialog, buktinya sudah satu minggu palang, rektor masih enak-enak tinggal di Jakarta,” ujar Yoan.

 

Dalam menyelesaikan permasalahan di Uncen, Yoan mengaku telah menempuh berbagai cara, mulai dari melakukan pertemuan dengan mahasiswa FK Uncen, Rektor, Pembantu Rektor III, alumni kedokteran, termasuk dengan berbagai pengamat, namun selalu saja kandas di tengah jalan.

 

“Penyebab semua ini kandas terus hanya karena satu hal, rektor tidak berani hadapi Dekan FK Uncen yang adalah bawahannya, padahal rektor tahu mahasiswa FK Uncen sudah tidak kuliah hampir enam bulan. Kami tidak tau kenapa rektor takut dengan ibu Dekan FK Uncen,” tegas Yoan.

 

Lanjut Yoan, yang lebih memprihatinkan lagi, Rektor Uncen Prof. Dr. Karel Sesa, pada 29 September 2014, saat melangsungkan pertemuaan dengan mahasiswa FK Uncen, berjanji penyerahan Surat Keputusan pemberhentikan dekan FK Uncen, dan penyerahan SK pengangkatan Dekan FK Uncen yang baru akan dilangsungkan pada 30 September 2014, pukul 12.00 WIT di Rektorat Uncen.

 

Namun, keesokan harinya, 30 September 2014, saat ratusan mahasiswa FK Uncen naik dan ingin melakukan pertemuaan dengan rektor di Gedung Rektorat, ternyata Pembantu Rektor I memberitahukan bahwa Rektor telah berangkat mendadak ke Jakarta, pada pukul 09.00 Wit.

 

“Ini yang menimbulkan kemarahan dari mahasiswa, Rektor sendiri yang berjanji akan bertemu, dan akan menyerahkan SK, ternyata beliau berbohong, dan menghindar ke Jakarta, ini pembohongan publik yang dilakukan seorang Rektor kepada mahasiswanya,” kata Yoan.

 

Yoan mengatakan, mahasiswa sudah berkomitmen, bahwa yang bisa membuka palang hanya seorang Rektor Uncen, sembari menunjukan SK pemberhentian Dekan FK Uncen dan SK pengangkatan dekan FK yang baru.

 

“Selama tidak tunjukan SK, kampus tidak akan dibuka. Malahan, saya dengar sudah ada yang sudah las semua pintu gerbang, sehingga tentu akan menyulitkan semua pihak jika buka kampus kembali,” tegas Yoan.

 

Yoan juga mengaku, komunikasi dengan pimpinan-pimpinan lembaga masih terus dilangsungkan, agar dapat menyelesaikan masalah FK Uncen dengan cepat, dan agar perkuliahan bisa jalan kembali.

 

Untuk melihat foto-foto:  Satu Minggu Kampus Uncen Dipalang, Perkuliahan Lumpuh Total

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Parpol Harus Terbuka Tahapan Penjaringan Bakal Calon Bupati Tambrauw

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Forum Komunikasi Lintas Suku Asli Tambrauw mengingatkan pengurus partai politik di kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, untuk transparan dalam tahapan pendaftaran...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.