ArsipKomunitas Wartawan Jayapura Gelar Seminar Integrasi Papua ke NKRI

Komunitas Wartawan Jayapura Gelar Seminar Integrasi Papua ke NKRI

Kamis 2016-04-28 11:54:34

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Dalam rangka menyambut hari integrasi Papua ke Indonesia, Komunitas Jurnalis Jayapura telah menggelar seminar sehari dengan menghadirkan beberapa tokoh penting di Papua yang selama ini berjuang mati-matian untuk pertahankan Papua di dalam bingkai NKRI.

Seminar yang bertemakan, Dengan Semangat 1 Mei 2016 Kita Mantapkan Pembangunan Menuju Papua Bangkit Mandiri dan Sejahtera, Bersama Generasi Muda se-Kota Jayapura, digelar di Hotel Aston, Kota Jayapura, Papua, Kamis (28/4/2016).

 

Muhammad Laude, Kasubdit Penanganan Konflik Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum, mengatakan, pemerintah sedang berupaya membangun pemahaman antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat agar persamaan pendapat dapat menjadi tujuan utama dalam pembangunan di Tanah Papua.

 

“Papua butuh perhatian serius dari pemerintah. Baik pusat sampai di daerah agar tidak ada suara-suara yang berseberangan dengan Undang-Undang 1945,” ujarnya. 

 

Frans Albert Yoku yang menyebut dirinya sebagai aktivis pembela hak masyarakat adat Papua, mengatakan, pemerintah Indonesia harus kumpulkan orang Papua untuk bicara tentang kesejahteraan orang Papua dan masa depan Papua dalam bingkai NKRI. Sebab menurutnya, sejarah Indonesia sudah benar-benar jelas bahwa Papua adalah bagian dari NKRI.

 

“Sejarah PEPERA sudah jelas. Jadi, kalau ada orang Papua yang mau cari solusi kemerdekaan di luar negeri, harus tanya saya, karena saya sudah lama di luar negeri,” kata Yoku.

 

Frans juga mengaku dirinya adalah korban dari pemerintah Indonesia pada saat itu. Namun ketika kembali ke Papua, dirinya tidak membenci Indonesia.

 

“Malah saya sangat menghormati pemerintah Indonesia. Saya ini salah satu korban dari keluarga yang harus mengasingkan diri di luar negeri selama 40 tahun, dari tahun 1967-2007 akibat konflik politik Papua zaman itu. Tetapi ketika saya kembali, saya tidak membenci indonesia,” tutur Yoku.

 

Sementara itu, Ramses Ohee, ketua Barisan Merah Putih (BMP) dan tokoh masyarakat adat Sentani yang juga hadir sebagai narasumber, mengatakan, Belanda menjajah Indonesia selama tiga setengah abad. Dan Papua adalah bagian dari jajahannya yang harus menjadi bagian dari Indonesia.

 

“Sudah 350 tahun lebih kami dijajah oleh Belanda. Belanda sudah tetapkan wilayah negara Indonesia itu sampai di Papua. Jadi, tidak ada yang bisa mengklaim bahwa Papua itu negara sendiri dan harus merdeka,” tegas Ohee. 

 

Menurutnya, Indonesia waktu itu belum menjadi negara, sehingga saat itu Papua belum masuk daftar dalam Indonesia. Ketika Indonesia sudah menyiapkan pemerintahan yang baik, barulah Papua diangkat sebagai anak kandung ke pangkuan ibu pertiwi yaitu Indonesia.

 

“Saya ada pegang buku sejarah Papua saat PEPERA dan saya akan serahkan buku itu kepada pemerintah untuk disebarluaskan di seluruh Tanah Papua, sampai seluruh Indonesia, dan bila perlu ke seluruh dunia agar mereka tahu siapa itu Indonesia untuk Papua,” ujar Ramses. 

 

Komunitas Jurnalis Jayapura menggelar seminar sehari tersebut dengan menghadirkan beberapa narasumber, antara lain: Ramses Ohee, Frans Albert Yoku, Kolonel Herry Siagian, staf ahli Pangdam dan Muhammad Laude, Kasubdit Penanganan Konflik dan Pemerintahan Umum. Seminar dipandu oleh Amir Siregar.

 

 

Editor: Arnold Belau

 

HARUN RUMBARAR

Terkini

Populer Minggu Ini:

Penghargaan Musik di Eropa untuk Black Brothers

0
Mereka memadukan alat musik tradisional dengan instrumen Barat. Personil Sangguma berjumlah tujuh orang dengan dua kreatornya Tony Subam (East Sepik Province) dan Sebastian Miyoni (Milne Bay Province).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.