ArsipTidak Memberikan PAD, DPRD Akan Panggil Pengelola Wamena Mall

Tidak Memberikan PAD, DPRD Akan Panggil Pengelola Wamena Mall

Rabu 2015-10-15 08:41:32

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Wamena Mall yang dibangun dengan dana miliaran rupiah dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Jayawijaya dinilai tidak memberikan dampak positif bagi pembangunan daerah, bahkan kondisi gedung tiga lantai itu sudah rusak.

Ketua DPRD Kabupaten Jayawijaya, Taufik Petrus Latuihamalo, mengatakan, sejak diresmikannya Wamena Mall dua tahun lalu tidak memberikan dampak positif bagi pembangunan daerah Jayawijaya.

 

“Saya harus terus terang, Wamena Mall ini tidak memberikan penghasilan apa-apa bagi daerah. Saya baru bertanya kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah, berapa yang sudah disetor oleh pengelola, tetapi mereka mengatakan belum apa-apa dan itu sangat menyedihkan,” kata Petrus, kepada suarapapua.com, pagi tadi di ruang kerjanya, Kamis (15/10/2015).

 

Karena itu, kata Petrus, sebelum pembahasan anggaran 2016, pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap pengelola, karena mall ini penting untuk sumber pembiayaan pembangunan daerah. 

 

“Dan saya akan tegaskan lagi pada pembahasan anggaran 2016 nanti,” ujarnya.

 

“Kalau pengelola tidak membayar kewajibannya, putus kontrak saja dan serahkan kepada pihak lain yang bisa mengelola, kenapa harus bertahan dengan dia. Dia apa jadi?” ujar Petrus.

 

“Nilai dalam kontrak kan sudah ada, setiap tahun dua setengah miliar rupiah. Itu harus dibayar, tetapi sampai dua tahun ini kan tidak pernah bayar. Masa bertahun-tahun dibiarkan dan ruginya ada di kita. Jika nilai itu dibayar, kami bisa gunakan untuk pembangunan,” tegas Petrus.

 

Ia juga mengatakan, pihaknya tidak mau tahu dengan kendala apa yang dihadapi pengelola, sebab sebelum penandatanganan kontrak mereka sudah tahu.

 

“Jangan beralasan dengan pengunjung yang sepi dan lain sebagainya, musti dia harus menganalisa peluang pasar sebelumnya. Kita kan sudah investasi cukup besar,” bebernya.

 

Selain itu, Petrus menyoroti harga barang yang dipasarkan di mall tersebut yang hampir sama dengan harga di kios dan toko-toko lain.

 

“Barang yang mereka jual sama harganya, ya harusnya berbeda supaya pengunjung bisa datang berbelanja. Keamanan juga sangat tidak terjamin,” tukasnya.

 

Ketika ditanya mengenai biaya keseluruhan mengenai pembangunan Wamena Mall, kata Petrus, pembangunan mall itu anggarannya bertahap. Bahkan pada masa jabatan Bupati David Hubi sudah dimulai pembangunannya.

 

“Tetapi setiap tahun memang kami anggarkan. Kalau tidak salah setiap tahun 35 miliar rupiah. Pokoknya nilainya berkisar itu,” ungkapnya.

 

Untuk waktu pemanggilan pengelola, menurut Petrus, belum bisa dipastikan saat ini, karena pihaknya terlebih dahulu melakukan rapat dengan rekan-rekan anggota DPRR.

 

“Jika kami bisa agendakan di Badan Musyawarah DPRD, kami akan agendakan dan undang rekan-rekan wartawan untuk meliput dan menyampaikan kepada publik supaya masyarakat tahu,” pungkasnya.

 

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pemkab Yahukimo Belum Seriusi Kebutuhan Penerangan di Kota Dekai

0
“Pemerintah kita gagal dalam mengatasi layanan penerangan di Dekai. Yang kedua itu pendidikan, dan sumber air dari PDAM. Hal-hal mendasar yang seharusnya diutamakan oleh pemerintah, tetapi dari pemimpin ke pemimpin termasuk bupati yang hari ini juga agenda utama masuk dalam visi dan misi itu tidak dilakukan,” kata Elius Pase.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.