ArsipUngkap Pelaku Penembakan di Paniai, FIM Minta Komnas HAM Bekerja Serius

Ungkap Pelaku Penembakan di Paniai, FIM Minta Komnas HAM Bekerja Serius

Selasa 2015-02-24 18:52:45

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Sejumlah pemuda dan mahasiswa Papua, yang tergabung dalam Forum Independen Mahasiswa (FIM) mempertanyakan kinerja Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), dalam mengungkap pelaku penembakan di Paniai.

Melianus Duwitau, Koordinator FIM mengatakan, kasus yang menewaskan empat siswa dan seorang pemuda, serta 17 pemuda luka-luka kritis adalah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), dilakukan oleh aparat TNI/Polri yang bertugas di Paniai.

 

"Kami dengan tegas meminta kepada tim KPP-HAM dan Kapolri untuk ungkap pelaku penembakan di Paniai secara terbuka kepada kelurga korban,” tutur Duwitau, saat jumpa pers di kantor ALDP, Padang bulan, Jayapura, Papua. (Baca: Minta Lindungi Saksi dan Korban, DAD Paniai Temui LPSK di Jakarta)

 

Menurut Duwitau, Komnas HAM RI telah tiba di Paniai, namun terjadi pembakaran gedung sekolah SMP YPPGI yang saat ini sedang dipakai oleh dua sekolah, yakni SMK Yamewa dan STKIP Touyemana, dimana empat pelajar yang tewas bersekolah disitu.

 

“Publik perlu ketahui bahwa korban penembakan diantaranya dua siswa Yulianus Yeimo dan Simeon Degei yang adalah siswa SMA YPPGI, dan kami tau kalau sekolah telah memberikan semua data tentang dua siswa ini kepada Komnas HAM,” ujar Duwitau. (Baca: TNI dan Polri Telah Melakukan Pelanggaran HAM Berat di Paniai)

 

Peristiwa pembakaran sekolah, menurut FIM, ada indikasi dilakukan okum-oknum tertentu yang menolak kedatangan Komnas HAM untuk menyelidiki kasus Paniai berdarah itu.

 

“Kami meminta kepada oknum-oknum yang berusaha menegangkan situasi kabupaten Paniai agar jangan ada intimidasi terhadap rakyat sipil. Kami lihat pembakaran gedung itu merupakan teror dan intimidasi,” tegas Duwitau.

 

Sementara itu, Domi Yogi menilai, membakar sekolah berarti membakar tempat belajar generasi muda yang ada di Paniai, apalagi sekolah yang dibakar merupakan sekolah tertua di kabupaten Paniai. (Baca: Mahasiswa: “Kami Tra Lupa Janji Jokowi Selesaikan Kasus Paniai Berdarah”).

 

“Orang yang membakar sekolah ini adalah mereka yang tidak menginginkan warga Paniai maju, kami sesalkan peristiwa pembakaran ini,” ujar Yogi.

 

"Kami meminta kepada Komnas HAM untuk melakukan penyelidikan yang independen tanpa ada intervensi dari siapapun, termasuk intervensi aparat keamanan," kata Yogi. (Baca: Korps Pasukan Khas TNI AU Harus Diperiksa Terkait Insiden Paniai Berdarah)

 

FIM juga berjanji akan terus mengawal proses advokasi yang dilakukan Komnas HAM, agar pelaku penembakan empat warga sipil yang terjadi di Paniai, 8 Desember 2014 lalu bisa segeraj diungkap. 

 

"Dalam mengungkap kasus ini tidak boleh menciderai hati rakyat Papua, lebih khusus warga Paniai, kami minta pelaku penembakan harus diungkap," ujarnya. (Baca: Laurenzus Kadepa: Pelaku Penembakan Empat Siswa di Paniai TNI dan Polri).

 

Baca: #PANIAIBERDARAH

 

Editor: Oktovianus Pogau

 

AGUS PABIKA

Terkini

Populer Minggu Ini:

Aksi Hari Aneksasi di Manokwari Dihadang Aparat, Pernyataan Dibacakan di Jalan

0
“Pukul 11. 04 WP pihak keamanan hadirkan pihak DPR PB. Pukul 12. 05 WP, massa aksi kami arahkan untuk menyampaikan orasi politik dari masing-masing organisasi. Akhir dari orasi politik membacakan pernyataan sikap.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.