Kamis 2015-03-12 14:31:15
JAKARTA, SUARAPAPUA.com — Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengharapkan Bandar Udara Frans Kaisiepo Biak di Provinsi Papua bisa dikembalikan fungsinya sebagai bandara Internasional.
Hal itu disampaikan dalam pertemuannya dengan Gubernur Papua Barat, Abraham Octavianus Atururi di Manokwari, seperti dilansir antaranews.com edisi Rabu (11/3/2015).
Â
Menurut Fahri, banyak keuntungan yang akan didapatkan kalau bandara yang pernah menjadi jalur utama menuju Hawai dan Honolulu itu bisa aktif kembali.
Â
“Akan banyak keuntungan kalau Bandara Biak bisa jadi bandara international. Bandara ini dulu menjadi tempat transit bagi penumpang yang ingin menuju Honolulu, Amerika Serikat,†ujar Fahri.
Â
Langkah ini, menurut dia, juga akan mempercepat pembangunan di Indonesia Timur pada umumnya dan Papua Barat pada khususnya.
Â
“Ini untuk menghidupkan Papua. Selama ini penerbangan ke luar negeri cenderung lewat Singapura, padahal kalau lewat Biak, perjalanan akan lebih singkat,†katanya.
Â
“Ya, sebagai bandara international kan perlu juga bandara-bandara lain sebagai pendukung. Jadi, bandara lain juga harus dtingkatkan seperti Bandara Merauke untuk jadi pendukung dan cadangan,†jelas dia.
Â
Fahri berharap PT Angkasa Pura bisa mengembangkan hal itu. Terlebih DPR sudah menyetujui APBN-P untuk BUMN sebesar Rp39 triliun. “Angkasa Pura bisa diberikan anggaran pembangunan untuk mengembangkan bandara di Biak menjadi berkelas dunia.â€
Â
“Kita menyetujui penambahan anggaran untuk Kementerian BUMN sebesar Rp39 triliun,†imbuh Fahri.
Â
Dengan demikian BUMN diharapkan bisa menggunakan anggaran tersebut untuk program-program pembangunan, termasuk pengembangan bandara di Papua.
Â
“Kalau Angkasa Pura misalnya dapat anggaran itu kan bisa mengembangkan bandara-bandara yang ada,†kata Fahri.
Â
Sementara itu, Gubernur Papua Barat mengatakan, ada dua hal yang paling penting dilakukan, yaitu pembangunan sarana komunikasi dan insfrastruktur.
Â
Gubernur juga menegaskan bahwa pemerintah sudah berjanji untuk memperpanjang landasan Bandara Monokrawi sehingga bisa didarati pesawat-pesawat besar.
Â
“Kemarin pemerintah sudah berjanji untuk memanjangkan landasan dari 2.000 meter menjadi 2.500 meter. Sayangnya kami masih terkendala masalah pembebasan lahan,†jelas Atururi.
Â
MIKAEL KUDIAI