ArsipPdt.Socrates : "Saya Akan Berhenti Menulis Buku Jika Papua Sudah Merdeka"

Pdt.Socrates : “Saya Akan Berhenti Menulis Buku Jika Papua Sudah Merdeka”

Minggu 2013-03-03 14:03:30

PAPUAN, Jayapura— “ Saya akan berhenti menulis buku kalau Papua sudah merdeka dan kalau umat Tuhan Menyuruh saya untuk berhenti, " demikian penegasan Ketua Umum Pelayanan Pusat Gereja-Gereja Baptis di Tanah Papua, Pdt.Socrates Sofyan Yoman, saat meluncurkan bukunya yang berjudul ‘Otonomi Khusus Papua Telah Gagal’, Sabtu (2/3/2013) lalu, di Aula Sekolah Tinggi Theologia Isak Kijne, Padang Bulan, Abepura, Jayapura, Papua.

Dalam peluncuran bukunya, Yoman mengatakan untuk merubah suatu paradigma orang harus dilakukan dengan cara menulis. "Menulis buku, karena itu orang-orang Papua saat ini dituntut untuk harus bisa menulis buku," ujar Yoman. .

Dikatakan, melawan suatu tindakan penjajahan melalui tulisan atau buku lebih bermartabat dan lebih bahaya, ketimbang harus berjuang dengan angkat senjata atau berjuang dengan kekerasan, karena untuk membebaskan bangsa ini harus melalui cara-cara yag damai.

“Saya menyampaikan suara umat Tuhan melalui buku, dan suara itu harus didengar oleh pemerintah Indonesia," ujar pendeta yang dikenal sangat krtis ini.

Karena itu, Yoman mengajak seluruh generasi muda di tanah Papua untuk memulai menulis buku, minimal dengan tulisan-tulisan pendek untuk sebuah perubahan bagi tanah Papua.

Pada tanggal 06 Maret 2013 mendatang, Yoman akan kembali meluncurkan sebuah buku barunya dengan judul "Saya Bukan Bangsa Budak", dan bertempat di jalan Yoman Ninom, Jalan Tabi Tobati, No. 001, Jayapura, Papua.

ARNOLD  BELAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Partai Demokrat se-Papua Tengah Jaring Bakal Calon Kepala Daerah Jelang Pilkada...

0
Grace Ludiana Boikawai, kepala Bappiluda Partai Demokrat provinsi Papua Tengah, menambahkan, informasi teknis lainnya akan disampaikan panitia dan pengurus partai Demokrat di sekretariat pendaftaran masing-masing tingkatan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.