ArsipDi Sorong, Presiden Jokowi Bertemu Koordinator JDP Pater Neles Tebay

Di Sorong, Presiden Jokowi Bertemu Koordinator JDP Pater Neles Tebay

Senin 2014-12-29 17:13:15

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Dalam kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Sorong, Papua Barat, Minggu (28/12/2014), dikabarkan bertemu juga dengan Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP), Pastor Neles Tebay, untuk mendengarkan paparan tentang indikator Papua tanah damai.

Melalui akun twitter @setkabgoid, dituliskan, “Selain itu, Presiden jg bertemu Koord Jaringan Damai Papua Neles Tebay mendengar masukan ttg Peta Jalan Papua Tanah,” tulis akun twitter yang dikelola Sekertariat Kabinet Jokowi-JK. (Baca: Jokowi Berkeinginan Dialog Dengan Masyarakat Papua)

 

Di tempat yang sama, Presiden juga bertemu dengan sejumlah pimpinan gereja, diantaranya Sekertaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Gomar Gultom, Uskup Jayapura, Leo Laba Ladjar, dan Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Alberth Yoku. (Baca: Ketua Dewan Adat Paniai: Menyesal Saja Tidak Cukup, Jokowi Harus Bentuk KPP-HAM) 

 

Sebelumnya, Jumat (26/12/2014) malam, Presiden Jokowi juga melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) Papua, Pdt. Dr. Benny Giay, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. (Baca: Presiden Jokowi Temui Benny Giay dan Sejumlah Pimpinan Gereja Sebelum ke Papua)

 

Pdt. Benny Giay, saat dihubungi media ini via telepon selulernya mengatakan, seruan moral sejumlah pimpinan Gereja untuk menolak kedatangan Jokowi telah ia sampaikan langsung ke orang nomor satu di Indonesia. (Baca: Jokowi Pidato Soal Paniai, Ini Pendapat Franz Magnis-Suseno)

 

“Saya sampaikan kepada Presiden, kami tolak karena orang Papua sedang berduka atas penembakan lima pelajar di Paniai. Saya bilang Jokowi pasti sama dengan Presiden-Presiden terdahulu, yang datang merayakan natal, tapi pembunuhan dan pembantaian orang Papua jalan terus,” ujar Giay, kepada suarapapua.com, Sabtu (27/12/2014) pagi.

 

Kata Giay, ia juga memberikan apresiasi kepada Presiden Jokowi karena mampu mendulang suara cukup tinggi di Papua, artinya, ia dipercaya oleh orang Papua, namun yang disesalkan sejumlah kebijakan yang justru menyakiti orang Papua. (Baca: Aparat TNI/Polri Tembak Mati Empat Warga Sipil di Kabupaten Paniai)

 

“Saya sampaikan ke Presiden, orang Papua sangat kecewa, karena baru dua bulan menjabat, ada Kodam baru di Manokwari, rencana pemekaran dua provinsi, dan ada transmigrasi di Papua, ini sangat disesalkan oleh orang Papua,” kata Giay. (Baca: Lagi, Satu Warga Paniai Tewas Ditembak TNI/Polri; Korban Jadi Lima Orang)

 

Giay juga secara tegas meminta Presiden Jokowi untuk menyikapi peristiwa penembakan di Paniai dengan membentuk Komite Penyelidik Pelanggaran Hak Asasi Manusia (KPP-HAM), agar siapa saja yang terlibat bisa diproses melalui hukum. (Baca: Pimpinan Gereja Tolak Rencana Presiden Jokowi Hadiri Perayaan Natal di Papua)

 

“Terkait peristiwa Paniai, saya juga sampaikan langsung kepada Presiden agar segera membentuk KPP-HAM, jangan TPGF atau TPF, karena ujung-ujungnya pasti didorong ke peradilan militer, dan pasti ada yang melindungi institusinya,” ujar Benny. (Baca: Jokowi Sesalkan Peristiwa Kekerasan di Kabupaten Paniai).

 

Lihat foto kunjungan Jokowi di Jayapura: Presiden Jokowi Hadiri Perayaan Natal Nasional 2014 di Jayapura.

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Manasseh Sogavare Mengundurkan Diri Dari Pencalonan Perdana Menteri

0
“Saya sangat menyadari tantangan yang ada dan saya tahu bahwa terkadang hal ini dapat menjadi beban dan kesepian; namun saya yakin bahwa saya terhibur dengan kebijakan yang baik yang kami miliki dan solidaritas dalam koalisi kami.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.