ArsipSelamat Jalan Kamrade Mako Tabuni!

Selamat Jalan Kamrade Mako Tabuni!

Jumat 2012-06-15 11:48:30

Beberapa ucapan duka ini menjadi sebuah kesedihan mendalam di tanah Papua, khusus bagi Orang Asli Papua (OAP) yang mempunyai tanah leluhur.

Airileke, salah satu warga Papua menyampaikan, “RIP Mako Tabuni, May it not be in fine. The time has come to rise up people of West Papua, and melanesian wordwide,” tulisnya di Facebook.

Untuk kalangan aktivis Papua yang ada di Tanah Papua, semuanya mengucapkan selamat jalan kepada Tuan Mako Tabuni dan semoga diterima disisi Tuhan atas perjuangannya bagi kebebasan Tanah Papua.

Selain itu ungkapan duka juga datang dari kalangan Aktifis di luar pulau Papua, baik di Jawa maupun luar negeri.

“Selamat jalan Sang Revolusioner, semangatmu akan tetap bersama kami dan kami akan terus berjuang demi kemerdekaan West Papua,” kata Roy Karoba, Ketua Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Jogja.

Serafin Diaz, teman seperjuangan Mako Tabuni yang kini berada di Timor Leste juga mengungkapkan kesedihan melalui Facebook.

“MAKO TABUNI seorang sahabat sejati dalam perjuangan ini. Kini engkau telah pergi jauh dariku karena kebiadaban penjajah NKRI. Kesetiaanmu dalam perjuangan ini tidak pernah aku ragukan lagi. Engkau adalah sahabat sejatiku. Sangat jelas dalam memoriku ini, dimana pernah para penjajah menangkap kita berdua di pelabuhan Jayapura. Engkau begitu tenang dan memberi kekuatan untukku saat itu, karena aku begitu panik atas penangkapan itu. Engkau begitu setia menemaniku sampai kita hidup dalam penjara penjajah itu. Kini kamu telah pergi untuk selamanya. Doaku selalu menyertaimu kini engkau telah bersama Allah Bapa di surga bersama malaikat-malaikat surgawi. Aku tidak akan pernah melupakan persahabatn sejati kita karena kamu merupakan inspirator dalam hidupku dalam perjuangan ini. Hormatku untuk sahabat sejatiku MAKO TABUNI,” ungkap Diaz melalui account Facebook.

Sementara itu, ungkapan duka melalui SMS mengatakan, “You a lot on this info. Turut berduka cita bersama HERO straight. MAKO mat pergi kepada Yang Maha Kuasa,” ucap Pigos.

Ungkapan lain juga masih disampaikan Pigos, “Sejenak kepalaku tertunduk untukmu Mako Tabuni. Wajahmu tak akAn trlupakan comandanku, lantang orasi politik membakar jiwa raga, meneriakan suara kau tak brsuara masih mengiang dikuping ini. Hari ini ribuan tulang belulang tangisi kepergianmu ditangan kaum kolonial. Hari ini rakyat papua kehilangan putra bangsa papua yang lantang dan gagah berdiri didepan ribuan rakyat menuntut haknya. Hny kata lwn yg msh trgiang di otak, sampaikan kepada Yang Maha Kuasa jika umatNya msh tertindas dan trjajah bangsa asing. Selamat pergi Komandan Mako Tabuni,” tambah pigos dalam SMSnya yang di kirim suarapapua.com, Kamis (14/6) malam.

Ungkapan duka dan sedih juga datang dari kalangan masyarakat yang mendengar kabar kematian Ketua I KNPB Mako Tabuni kemarin pagi.

Terkejut dan kaget itulah ungkapan kalimat yang disampaikan oleh salah seorang mama Papua, Kristin ketika berbincang-bincang dengan media ini.

Beliau hanya mampu mengatakan kalimat “Tuhan dimana keadilan itu bagi kami orang yang punya tanah ini. Tuhan kasih tanah yang subur tapi kenapa orang lain yang datang rampas,” ungkapnya dengan nada sedih.

Hanya ada kalimat penyesalan yang disampaikan olehnya terkait tertembaknya Ketu I KNPB Mako Tabuni kamis pagi di Waena Perumnas III.

Mako Tabuni ditembak oleh aparat kepolisan berbaju preman sekitar pukul 10.00 WPB, kemarin, di Putaran Taksi Waena Perumas III, saat sedang makan pinang bersama kedua rekannya.

Saat ini jenasah Mako Tabuni sedang disemayamkan di Rumah Duka Pos 7 Sentani, Jayapura, Papua, dan direncanakan akan dimakamkan Sabtu pagi.

JUSTINA HOMERS

Terkini

Populer Minggu Ini:

Jurnalis Senior Ini Resmi Menjabat Komisaris PT KBI

0
Kendati sibuk dengan jabatan komisaris BUMN, dunia jurnalistik dan teater tak pernah benar-benar ia tinggalkan. Hingga kini, ia tetap berkontribusi sebagai penulis buku dan penulis artikel di berbagai platform media online.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.