ArsipJohn Gobai: Banjir di Nabire Karena Ekspansi Perusahaan Kelapa Sawit

John Gobai: Banjir di Nabire Karena Ekspansi Perusahaan Kelapa Sawit

Senin 2016-04-04 06:30:48

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Ketua Dewan Adat Daerah (DAD) Paniai dan ketua Koalisi Peduli Korban Kelapa Sawit Nabire, John NR Gobai mengatakan, banjir yang terjadi di Nabire tidak lama ini karena ekspansi besar-besaran oleh perusahaan kelapa sawit.

Banjir hebat yang menghantam tanah masyarakat Yerisiam Gua di Kampung Sima, Distrik Yaur, Kabupaten Nabire, pada 23-24 Maret lalu diakibatkan karena ekspansi beberapa perusahaan kelapa sawit yang sedang beroperasi seenaknya di daerah itu sejak beberapa tahun lalu.

“Banjir bisa terjadi sampai tingginya 2 meter itu jelas ulah beberapa perusahaan yang sedang beroperasi bebas di kampung Sima. Bukan karena faktor lain. Karena di sana sudah tidak ada hutan,” ungkap Gobai, kepada suarapapua.com di Jayapura, Senin (4/4/2016).

Menurutnya, banjir dengan mudah dapat terjadi karena sudah tidak ada pohon yang menjadi penyangga luapan Sungai Sima. Sehingga dirinya meminta perusahaan perkebunan kelapa sawit (PT. Nabire Baru) dan lainnya segera keluar dan meninggalkan kampung Sima.

“Bagaimana tidak banjir, semua pohon sudah dibabat habis. Tiap perusahaan yang sedang beroperasi harus sadar dan segera angkat kaki,” ucap Gobai.

Akibat dari banjir tersebut, KPKSN mencatat 53 rumah warga terendam dari 67 rumah dan beberapa fasilitas umum seperti 3 buah Gereja dan Sekolah Dasar Negeri terendam total. Juga, sekitar 45 warga masyarakat mengungsi dari Kampung Sima. Karena banjir yang terjadi beberapa waktu lalu adalah banjir terbesar di kampung Sima.

“Selama bertahun-tahun Masyarakat Suku Yerisiam Gua menghuni Kampung Sima, tak pernah terjadi banjir sedahsyat ini. Ini kejadian baru apalagi air sampai menggenangi seluruh rumah warga, bahkan sekolah dan tempat peribadatan,” kata Gobai.

Sementara itu, Melianus Duwitau, salah satu aktivis HAM di Jayapura kepada media ini menegaskan, agar pemerintah segera mencabut izin operasi perusahaan-perusahaan kelapa sawit di Nabire. Sebab, tegas dia, banjir terjadi karena perambahan hutan oleh perusahaan kelapa sawit tersebut.

Melianus juga menilai investor kelapa sawit datang ke Nabire untuk merampok tanah masyarakat adat Yerisiam Gua.

“Pemerintah harus lihat persoalan ini dengan jelih. Jangan anggap ini banjir biasa. Banjir yang terjadi beberapa waktu kemarin adalah akibat dari pembabatan ribuan hektar oleh perusahaan-perusahaan kelapa sawit,” tegasnya.

Untuk diketahui, ini adalah beberapa perusahaan yang sedang beroperasi di kampung Sima, tempat masyarakat suku Yerisiam Gua: Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit (PT. Nabire Baru), PT. Sariwana Unggul Mandiri (PT. SUM) dan PT. Sariwana Adhi Perkasa (PT. SAD).

Editor: Arnold Belau

STEVANUS YOGI

1 KOMENTAR

Terkini

Populer Minggu Ini:

61 Tahun Aneksasi Bangsa Papua Telah Melahirkan Penindasan Secara Sistematis

0
“Kami mendesak tarik militer organik dan non organik dari tanah Papua dan hentikan operasi militer di atas tanah Papua. Cabut undang-undang Omnibus law, buka akses jurnalis asing dan nasional seluas-luasnya ke tanah Papua,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.