Diberitakan Pelayanan di Puskesmas Mare Lumpuh, Kepala Dinas: Itu Tidak Benar

0
5466

MAYBRAT, SUARAPAPUA.com — Kepala dinas kesehatan Kabupaten Maybrat, dr. Nelce Kambuaya, M.Sc, SP.Rad membantah pemberitaan di media lokal yang menyatakan pelayanan di Puskesmas Mare lumpuh total.

“Setelah mendapat informasi itu, kami dari dinas kesehatan Maybrat langsung turun ke distrik Mare, ternyata di sana ada dua petugas kesehatan perawat dan bidan,” jelasnya kepada suarapapua.com, Rabu (5/6/2019).

Ia menjelaskan, kepala Puskesmas sejak 27 Mei 2019 mengikuti apel selanjutnya ke Sorong mengikuti kegiatan yang dilakukan BPJS kesehatan yang diikuti dinas kesehatan di Sorong Raya, dan seorang balita yang sakit diare seperti yang diberitakan itu telah dibawa ke UGD Puskesmas Ayamaru.

Baca Juga:  12 Parpol Desak DKPP Periksa Komisioner KPU Raja Ampat

“Kita sendiri sudah pergi melihat dan pasien mendapat perawatan, beri obat dan kondisinya membaik dan sudah pulang. Dikatakan bahwa ada kejadian luar biasa (KLB) di distrik Mare itu tidak benar, yang ada adalah satu pasien yang sakit diare dan itu sudah tertolong,” tegasnya menjelaskan.

Untuk kondisi tenaga kesehatan di Puskesmas Mare, ia mengakui memang ada keterbatasan dan kekurangan tenaga.

ads
Baca Juga:  Peringatan IWD Menjadi Alarm Pergerakan Perempuan Kawal Segala Bentuk Diskriminasi Gender

“Kami ada keterbatasan dengan tenaga hanya ada 6 orang bersama kepala puskesmas. Dengan 6 orang ini melayani 36 kampung di dua distrik di sana,” ungkapnya.

Menurut Nelce, kekurangan tenaga yang ada di puskesmas tersebut direspon oleh pemerintah, secara khusus dari dinas kesehatan dengan mengusulkan penambahan satu puskesmas lagi di Mare.

“Tahun ini kami usulkan satu puskesmas lagi di Mare, sehingga dengan adanya dua puskesmas bersama tenaga kesehatan, maka 36 kampung yang ada di sana mendapat pelayanan kesehatan seperti daerah lainnya,” kata Nelce.

Baca Juga:  Rapat Pleno Terbuka Tingkat Kabupaten Tambrauw Masih Berlanjut

Ia menambahkan, untuk kasus-kasus yang ringan seperti diare dan malaria bisa ditangani di sana, tetapi penyakit yang berat dan membutuhkan peralatan canggih bisa dirujuk ke Sorong Selatan untuk mendapat perawatan selanjutnya.

Pewarta: Engel Semunya
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaOrang Asli Papua, Hargailah Tanah Sebagai “Mama”!
Artikel berikutnyaPergeseran Nilai Perang di Lapago dan Meepago