JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Ketua Badan Eksekutif (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uncen, Nikson Hesegem minta kepada pihak Fakultas FKIP Uncen agar memprioritaskan anak asli Papua sebagai mahasiswa di fakultas tersebut.
“FKIP harus diperioritaskan anak asli Papua 80% dan 20% kasih kesempatan kepada non Papua,” tegas Nikson kepada suarapapua.com, Minggu (29/6/2020).
Menurutnya, apa yang disampaikannya karena melihat situasi pendidikan di Papua yang sangat disayangkan akhir-akhir ini. Terutama tidak adanya tenaga pengajar yang berani menetap di daerah pedesaan, yang merugikan generasi emas Papua.
Ia menyatakan, hari ini jika FKIP Uncen tidak memprioritaskan anak asli Papua, maka pendidikan di seluruh Papua akan hancur karena Uncen adalah jantung pendidikan di tanah Papua.
“Karena kalau kita tugaskan guru non Papua di pedesaan Papua, mereka tidak mampu untuk menahan 1-2 tahun. Mereka hanya bisa bertahan 5-10 bulan saja dan juga mereka tidak mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan tradisi adat masyarakat setempat.”
Oleh karena itu sekali lagi ia minta FKIP Uncen Jayapura persiapkan guru-guru anak asli Papua sebanyak mungkin untuk membangun SDM Papua dan menjemput generas emas Indonesia tahun 2024.
Sebelumnya, keluhan itu disampaikan Meki Wetipo, seorang calon mahasiswa FKIP Uncen yang kebingungan melakukan pendaftaran di Uncen.
“Dalam beberapa hari yang lalu kami baca di salah satu koran [di Jayapura], pembukaan pendaftaran Uncen tanggal 25 Juni 2020, namun berita yang saya baca itu tidak benar. Padahal kami punya harapan masuk di Uncen,” kata Meki.
Oleh sebab itu ia berharap kepada pimpinan Uncen Jayapura, terutama Fakultas FKIP untuk pertimbangkan hal ini secara baik dan berikan peluang bagi anak-anak asli Papua untuk menimba ilmu di FKIP Uncen.
Pewarta: Elisa Sekenyap