PartnersOrang Prancis Menggunakan Bastille Day Untuk Membantu Warga Fiji

Orang Prancis Menggunakan Bastille Day Untuk Membantu Warga Fiji

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Komunitas Prancis dan Francophiles di Fiji akan merayakan Hari Bastille akhir pekan ini dengan cara baru.

Duta Besar Jean-François Fitou mengatakan, sebuah acara direncanakan untuk mendukung keluarga Fiji yang terkena dampak pandemi Covid-19.

Fitou mengatakan kedutaan akan menyelenggarakan hari pasar pada hari, Sabtu di Suva ibu Kota Fiji untuk membantu vendor yang kesulitan.

Baca Juga:  Angkatan Bersenjata Selandia Baru Tiba di Honiara Guna Mendukung Demokrasi Pemilu Solomon

Dia mengatakan perayaan di Prancis akan dinodai oleh kematian yang disebabkan oleh virus di mana angka WHO menunjukkan hampir 30.000 orang telah meninggal karena Covid-19.

Meskipun tidak ada kematian di Fiji, kata Fitou, banyak orang kehilangan pekerjaan atau mata pencaharian mereka.

Sekitar 100 vendor akan berpartisipasi dalam acara di Thurston Gardens di mana tidak ada biaya kios.

Baca Juga:  Aliansi LSM Pasifik Mengutuk Prancis Atas 'Pengkhianatan Terhadap Penduduk Kanaky'

Hari Bastille, yang diadakan pada 14 Juli di Perancis, merayakan penyerangan Bastille pada tahun 1789 – sebuah benteng dan penjara militer – dalam sebuah pemberontakan hebat yang membantu mengantar Revolusi Perancis.

 

Sumber: Radio New Zealand

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pusaka Launching Buku Laporan Advokasi Gelek Malak Kalawilis Pasa

0
“Buku yang sangat menarik karena dilaporkan secara detail relasi manusia dengan alam. Dalam laporan ini dituturkan dengan indah, sehingga kami yang mendengar pun menikmati ceritanya. Itu salah satu cara yang bisa dipakai untuk mengadvokasi masalah di Papua, jadi tidak hanya demo saja. Buku ini seperti tidak membahas masalah, tetapi menyampaikan harapan, menceritakan nilai-nilai lokal yang hidup di hutan Gelek Malak Kalawilis Pasa, mempunyai makna dan simbol dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai orang Papua," beber Max Binur.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.