PartnersBank Asia: Pasifik Perlu Meningkatkan Sistem Kesehatan Hadapi Bencana Ekonomi

Bank Asia: Pasifik Perlu Meningkatkan Sistem Kesehatan Hadapi Bencana Ekonomi

Yang akan lebih berdampak adalah negara-negara yang bergantung pada ekonomi parawisata dan tenaga kerja.

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Ekonom Bank Pembangunan Asia (ADB), mengatakan negara-negara Pasifik perlu memperkuat sistem kesehatan mereka dan meningkatkan ketahanan bencana menghadapi guncangan bencana ekonomi di masa depan.

ADB merilis Pacific Economic Monitor (PEM) 2020 pada hari Kamis, yang menunjukkan kontraksi ekonomi di seluruh wilayah diperkirakan sebesar 4,3% tahun ini di antara 14 negara anggota, karena dampak pada perdagangan dan pariwisata.

Monitor menunjukkan negara-negara yang bergantung pada pariwisata seperti Palau, Kepulauan Cook, dan Fiji akan menjadi yang paling parah.

Seorang penulis bersama PEM terbaru, Rommel Rabanal, mengatakan PDB Fiji diperkirakan akan menyusut 15 persen tahun ini dan Kepulauan Cook akan banyak tahun depan.

Baca Juga:  KBRI dan Universitas Nasional Fiji Gelar Seminar Perspektif Kolaborasi yang Lebih Dekat

Rabanal mengatakan, negara-negara Pasifik perlu memastikan langkah-langkah yang memadai untuk mengatasi Covid-19.

“Dalam jangka panjang, negara-negara perlu mempertahankan upaya, tidak hanya dalam penguatan sistem kesehatan, tetapi juga ketahanan bencana yang lebih luas untuk menjaga keamanan terhadap guncangan di masa depan,” katanya.

“Seperti yang Anda tahu, tempat-tempat seperti Kepulauan Solomon dan Vanuatu bersaing dalam menghadapi kejutan ganda seperti Covid-19 serta TC Harold.”

Rabanal, mengatakan ADB bekerja dengan negara-negara Pasifik dan mitra donor untuk memfasilitasi upaya baik kedepan.

Dia mengatakan PEM terbaru menyoroti efek pandemi Covid-19 dan kebutuhan untuk mendukung sistem perlindungan kesehatan dan sosial di wilayah Pasifik.

Monitor dimulai sebagai bagian dari respons ADB terhadap Krisis Keuangan Global pada 2008-2009.

Baca Juga:  Wawancara Eksklusif Daily Post: Indonesia Tidak Pernah Menjajah Papua Barat!
Rommel Rabanal dari Asia Development Bank (ADB). (ADB)

Kata Rabbanal, “di mana kami melihat perlunya peningkatan pemantauan ekonomi di kawasan ini,” dan ia mencatat bahwa permulaan krisis Covid-19 telah memberlakukan kondisi serupa.

“Kami semacam dalam lingkaran yang penuh dan kembali ke persoalan akar Pacific Economic Monitor (PEM),” tambahnya.

Di luar kontraksi 4,3 persen yang diharapkan tahun ini, pertumbuhan yang diproyeksikan 1,6 persen diharapkan pada tahun 2021, tetapi akan bergantung pada pembukaan kembali perbatasan internasional dan dimulainya kegiatan pariwisata, tenaga kerja, dan berikutnya perdagangan.

Palau menerima pinjaman ADB persiapan Covid-19

Sementara itu, Asian Development Bank telah menyetujui pinjaman $ AS20 juta untuk membantu Pemerintah Palau mempersiapkan pandemi Covid-19 dan merespons dampaknya terhadap ekonomi.

Baca Juga:  Diperkirakan Akan Ada Banyak Demonstrasi di Kaledonia Baru

Pihak Bank mengatakan, dukungan itu akan memainkan peran penting dalam memperkuat sektor kesehatan Palau untuk memastikan negara itu sepenuhnya siap jika terjadi wabah, sementara memperkuat bidang-bidang utama ekonomi yang sedang dalam tekanan.

Palau tetap bebas dari virus korona, tetapi program ADB akan membantu meningkatkan sektor kesehatan negara itu dengan membiayai pembelian ventilator untuk rumah sakit nasional, membangun hotline Covid-19 dan membiayai lembur dan pendanaan bahaya untuk pekerja terdepan.

Program ini juga akan membantu membiayai implementasi paket stimulus ekonomi pemerintah. (*)

 

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Penghargaan Musik di Eropa untuk Black Brothers

0
Mereka memadukan alat musik tradisional dengan instrumen Barat. Personil Sangguma berjumlah tujuh orang dengan dua kreatornya Tony Subam (East Sepik Province) dan Sebastian Miyoni (Milne Bay Province).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.