BeritaMasih Bertahan, 42 Organ IMIPA Papua Minta Gubernur Sulut Hadir

Masih Bertahan, 42 Organ IMIPA Papua Minta Gubernur Sulut Hadir

MANADO, SUARAPAPUA– Setelah diblokade dan bentrok dengan Polisi kemarin (21/09), masa Mahasiswa Papua dari 42 Kabupaten Provinsi Papua dan Papua Barat hari ini kembali bertahan di Asrama Papua dan menuntut Gubernur Sulawesi Utara hadir untuk mendengar aspirasi tolak Otsus Jilid II.

Kepada Suara Papua, Pengurus Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua (IMIPA) Sulawesi Utara, dr. Jhoni Jangkup menyampaikan bahwa IMIPA yang membawahi 42 anggota Sekber Petisi Rakyat Papua di Sulawesi utara menunggu kesepakatan aparat Kepolisian untuk menghadirkan Gubernur Sulut.

“Kemarin Polisi Blokade kami dan menyampaikan akan menghadirkan Gubernur Sulut ke Asrama, jadi sesuai kesepakatan kami seruhkan 42 Paguyuban Mahasiswa Papua di Sulut untuk segera merapat ke Asrama Papua hari ini,” kata Jangkup.

Baca Juga:  Paus Fransiskus Segera Kunjungi Indonesia, Pemerintah Siap Sambut

Aspirasi yang hendak disampaikan, menurut Jankup, adalah terkait Petisi Penolakan Otsus Jilid II di Papua. Petisi tersebut di dukung 79 lebih organisasi Papua, Solidaritas, dan gerakan di Sulawesi Utara. Ia berharap, sesuai kesepakatan, Kaposek Malalayang bisa menghadirkan Gubernur Sulut.

Sementara itu, Juru Bicara Petisi Rakyat Papua, Victor Yeimo, sebagaimana dihubungi pagi ini (22/09), menyampaikan agar semua pihak menghargai dan mendukung aspirasi murni orang Papua untuk menolak kebijakan Otsus di Papua.

Baca Juga:  Mahasiswa Papua Minta Presiden Jokowi Copot Jabatan Pangdam XVII/Cenderawasih

“Ini aspirasi murni rakyat West Papua yang akan terus mengalir dengan aksi-aksi sporadis tapi terkonsolidasi untuk menolak Otsus dan menuntut solusi penentuan nasib sendiri. Rakyat Papua di Sulawesi Utara menunjukkan persatuan sikap dari semua daerah,” terang Victor.

Sesuai pantauan kontributor media ini, sejak kemarin (21/09), teror dan blokade aparat kepolisian begitu ketat, sehingga membuat ratusan Mahasiswa Papua bergerak keluar menerobos barisan kepolisian hingga kepolisian mengeluarkan tembakan gas air mata.

Baca Juga:  Hujan di Sorong, Ruas Jalan dan Pemukiman Warga Tergenang Air

Massa Mahasiswa, tidak terprovokasi dan kembali solidkan barisan massa. Koordinator lapangan terlihat tawar menawar secara terhormat dengan pihak kepolisian. Kepolisian beralasan pada situasi pandemik Covid-19 dan aksi-aksi yang merujuk pada pemisahan NKRI.

Masa Mahasiswa Papua yang juga didukung oleh berbagai organisasi gerakan tergabung dalam Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) ini akhirnya kembali ke Asrama Papua. Hingga berita ini diturunkan, pihak Mahasiswa Papua mulai terlihat mulai bergerak menuju asrama Kamasan V, Manado.

Pewarta: Arnold Belau

 

Terkini

Populer Minggu Ini:

Manasseh Sogavare Mengundurkan Diri Dari Pencalonan Perdana Menteri

0
“Saya sangat menyadari tantangan yang ada dan saya tahu bahwa terkadang hal ini dapat menjadi beban dan kesepian; namun saya yakin bahwa saya terhibur dengan kebijakan yang baik yang kami miliki dan solidaritas dalam koalisi kami.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.