BeritaAksi Demo Damai PRP di Nabire, 200 Massa Aksi Ditangkap

Aksi Demo Damai PRP di Nabire, 200 Massa Aksi Ditangkap

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Aksi spontan Petisi Rakyat Papua (PRP) tolak Otsus jilid II di Nabire dibubarkan dan ditahan secara paksa aparat kepolisian dari Polres Nabire, Papua, Kamis (24/9/2020).

Dalam laporan singkat yang diterima suarapapua.com dari tempat kejadian peristiwa (TKP) di Nabire tercatat 200 orang lebih ditahan aparat di Polres Nabire.

Ruben Magai, seorang orator di Bukit Meriam yang juga massa aksi mengatakan dari berbagai titik kumpul massa di Nabire sudah dikuasai dahulu oleh pihak kepolisian.

Baca Juga:  PT IKS Diduga Mencaplok Ratusan Hektar Tanah Adat Milik Marga Sagaja

“Sampai saat ini lebih dari 200 massa aksi di berbagai titik kumpul di Nabire telah diangkut ke polres Nabire,” katanya saat dihubungi suarapapua.com, Kamis (24/9/20).

Kata dia, ada tiga titik yang sedang melakukan aksi yaitu di Bukit Meriam, Bumi Wonorejo dan depan Polres Nabire.

“Kami menuntut agar 200 massa aksi itu harus dibebaskan, karena mereka tidak bersalah,” ujarnya.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Resmi Tutup Pleno Tingkat Kabupaten

Sementara itu, sumber informasi Suara Papua di Nabire yang tak mau namanya disebutkan mengatakan massa aksi ditahan dari titik kumpul Siriwini sebanyak 25 orang, Karang Tumaritis (15), Kampus Uswim (16), Kalibobo (15), SP (90) dan Kalisusu (belum didata untuk sementara).

“Iya mereka membungkam ruang demokrasi di Indonesia, padahal itu kan dijamin oleh konstitusi di negara ini,” ujarnya.

Baca Juga:  KPU Papua Terpaksa Ambil Alih Pleno Tingkat Kota Jayapura

Dia menambahkan meski ditangkap, aksi masih terus digulirkan di beberapa titik sampai sekarang.

“Ada dua tempat yang masih dilakukan aksi seperti di Bukit Meriam, Bumi dan depan Polres Nabire. Semua ini kita lakukan untuk menuntut 200 lebih massa aksi yang ditahan oleh pihak kepolisian dibebaskan, ” imbuhnya.

 

Pewarta: Yance Agapa

Editor: Elisa Sekenyap 

Terkini

Populer Minggu Ini:

Aparat Hadang dan Represi Aksi Demo Damai Mahasiswa Papua di Bali

0
“Kondisi hari ini, rakyat Papua menghadapi situasi represif, intimidasi serta pembunuhan yang sistematis dan terstruktur oleh negara pasca otonomi khsusus diberlakukan tahun 2001. Akibatnya, konflik berkepanjangan terus terjadi yang membuat aparat TNI/Porli menuduh warga sipil dengan sembarangan,” tutunya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.