BeritaBesok, Uskup Murwito Tahbiskan Dua Imam dan Delapan Diakon

Besok, Uskup Murwito Tahbiskan Dua Imam dan Delapan Diakon

WAKEITEI, SUARAPAPUA.com — Petugas pastoral di Keuskupan Timika akan bertambah lagi. Ini karena besok, Minggu (11/10/2929), dua Diakon siap ditahbiskan menjadi Imam. Bersamaan, delapan Frater ditahbiskan menjadi Diakon.

Perayaan tahbisan imamat dan diakonat itu menurut rencananya dipimpin langsung Uskup Agats, Mgr. Aloysius Murwito, OFM, di Gereja Kristus Sahabat Kita (KSK) Nabire.

Pater Marthen Ekowaibi Kuayo, Pr, Administrator Diosesan Keuskupan Timika, mengatakan, tahbisan imam dan diakon lazim diselenggarakan dalam Gereja Katolik setelah yang bersangkutan menjalani sejumlah tahapan dan kriteria menjadi pelayan umat Tuhan.

Pater Kuayo menyebutkan, dua Diakon yang akan ditahbiskan menjadi Imam, yakni Diakon Benyamin Magai, Pr dan Diakon Nikolaus Wakei, Pr.

Dua calon Imam ini sebelumnya ditahbiskan menjadi Diakon bersama lima Imam baru pada 5 Oktober 2019 di Gereja Katolik Katedral Tiga Raja Timika. Misa pentahbisan dipimpin Uskup Agats.

Berikut delapan Frater yang akan ditahbiskan menjadi Diakon, masing-masing Frater Silfester Dogomo, Frater Silfester Bobii, Frater Yoseph Bunai, Frater Yeskiel Belau, Frater Fransiskus Sondegau, Frater Paulus Leopati Yerwuan, Frater Vincentius Budi Nahiba, dan Frater Febronius Angelo.

Baca Juga:  Situasi Paniai Sejak Jasad Danramil Agadide Ditemukan

Uskup Murwito dan Pastor Kuayo telah tiba di Nabire, Jumat (9/10/2020) siang. Bersama tim pastoral, termasuk Pastor Theo Makai, Pr, keduanya dijemput ratusan umat Katolik di pelataran bandar udara Nabire.

Bimbingan Rohani

Sebagai persiapan tahbisan, dua Diakon dan delapan Frater mengikuti ret-ret rohani selama sepekan (21-26/9/2020). Para Frater dibimbing Pastor Edo, SCJ di Timika, sedangkan dua Diakon menjalani bimbingan bersama Pastor Cipto, SJ di Nabire.

Para calon Diakon maupun calon Imam selama masa ret-ret diarahkan untuk mempersiapkan diri menjadi pelayan umat Tuhan. Mereka merefleksikan melalui pendalaman materi disertai sharing pengalaman dan diiringi lagu, doa, meditasi, adorasi, dan lainnya.

Kesempatan ini difokuskan untuk mendengarkan suara hati sekaligus menerima Yesus sebagai Sang Gembala untuk melayani domba-dombaNya di dunia ini. Menyiapkan diri seutuhnya untuk mempersembahkan diri memilih hidup selibat.

Baca Juga:  57 Tahun Freeport Indonesia Berkarya

Patuhi Protokol Covid-19

Pesta iman yang bakal dimeriahkan dengan nyanyian dan tarian adat itu akan diselenggarakan dibawa ancaman Covid-19. Soalnya, Nabire hari ini berada di zona merah. Tercatat 168 pasien sedang menjalani proses isolasi dan perawatan di RSUD Nabire. Ratusan orang terkonfirmasi, 8 orang meninggal dunia, dan yang dinyatakan sembuh 74 orang.

Stevanus Sirken, ketua panitia pentahbisan delapan diakon dan dua imam, mengatakan, setiap orang yang hadir di perayaan ini wajib mengikuti protokol kesehatan yakni memakai masker untuk menghindari penularan Covid-19.

“Panitia pernah mengundang juru bicara tim Covid-19 kabupaten Nabire, dokter Frans Sayori, beliau menyampaikan arahan menyangkut hal ini. Kepada kami panitia dan gereja diminta untuk menerapkan protokol kesehatan, semua orang pakai masker, cuci tangan dan jarak. Itu memang kita akan terapkan,” jelasnya.

Selain keamanan dan kenyamanan selama kegiatan pentahbisan, ia juga tekankan agar aturan Covid-19 wajib diindahkan.

Baca Juga:  Ini Keputusan Berbagai Pihak Mengatasi Pertikaian Dua Kelompok Massa di Nabire

“Tentu untuk mengantisipasi bersama kemungkinan penularan, karena semua yang hadir belum tentu sehat. Jangan sampai ada diantaranya yang terpapar Covid-19 hadir di acara tahbisan ini,” kata Sirken.

Soal ini, menurut Bartolomeus Mirip, wakil ketua II panitia pentahbisan, sudah disarankan kepada umat yang akan hadir di pesta iman ini.

“Kami sudah sosialisasikan, dengan harapan semua orang patuhi aturan mengenakan masker, cuci tangan dan jaga jarak. Ini diwajibkan bagi semua yang nanti hadir,” kata Bartol.

Sebelumnya, Bupati Isaias Douw mengingatkan hal itu wajib dipatuhi sebagai partisipasi bersama demi turut memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang hingga hari ini masih mengkhawatirkan seluruh dunia.

Bupati Nabire tak akan tolerir siapapun yang tak patuhi. Pihak keamanan baik polisi maupun SatPol PP, kata Douw, akan amankan hingga pulangkan dari arena perayaan pentahbisan.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

TPNPB Mengaku Membakar Gedung Sekolah di Pogapa Karena Dijadikan Markas TNI-Polri

0
“Oh…  itu tidak benar. Hanya masyarakat sipil yang kena tembak [maksudnya peristiwa 30 April 2024]. Saya sudah publikasi itu,” katanya membalas pertanyaan jurnalis jubi.id, Kamis (2/5/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.