Tanah PapuaDomberaiHarga Pinang di Sorong Melonjak

Harga Pinang di Sorong Melonjak

KOTA SORONG, SUARAPAPUA.com — Akhir-akhir ini harga pinang di Sorong, provinsi Papua Barat, sedang melonjak tinggi lantaran mengalami kelangkaan pasokan pinang dari Sorong.

Mama Nanda Howay, salah satu pedagang yang biasa memborong pinang untuk dijual di pondok pinang depan toko Elin, Kota Sorong, mengaku saat ini harga pinang sedang mahal. Hal itu membuat ia menjual pinang dengan harga tak seperti biasanya.

“Harga pinang mahal. Satu kilo 100 ribu. Pinang di Sorong kosong. Kita dapat pinang dari Jayapura dan Manokwari. Saya jual pinang besar 10 buah 20 ribu. Pinang kecil delapan biji 10 ribu,” kata Nanda kepada suarapapua.com, Kamis (5/11/2020).

Baca Juga:  Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

Mama-mama yang suka menjual pinang sebagian memilih tak menjual karena harga pinang yang mahal. Tiga meja penjual pinang kosong.

“Mama sulit dapat pinang. Pinang mahal sekali. Mama tidak beli. Mama tunggu harga pinang turun baru jual. Pinang di Sorong kosong. Biasa orang datang tawarkan pinang, tapi dua minggu terakhir ini trada. Kita cari pinang susah sekali. Tunggu kapal bawa pinang dari Jayapura dan Manokwari,” kata mama Yolanda Sesa.

Baca Juga:  Pleno Rekapitulasi Hasil Pemilu di PBD Resmi Dimulai

Ibu Nurul, penjual pinang di pasar Boswesen pun senada.

Menurutnya, harga pinang di Sorong mahal karena lagi tak musim. Rata-rata pinang kualitas dijual dengan harga yang mahal.

“Sementara lagi tidak musim, jadi kosong. Kami harapkan pinang dari luar. Pinang kualitas bagus dan besar 20 ribu, kalo pinang lain yang kecil 10 ribu. Pinang kering juga per kilo 75 ribu,” jelas ibu Nurul.

Baca Juga:  12 Parpol Desak DKPP Periksa Komisioner KPU Raja Ampat

Tak hanya pinang, sulitnya mendapatkan sirih juga diakui mama Dessy Karen.

Mama Dessy mengatakan, harga sirih di pasar mahal.

“Sirih juga rata-rata 60 sampai 70 ribu. Biasanya per kilo 30 sampai 50 ribu.”

Pewarta: Maria Baru
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

20 Tahun Menanti, Suku Moi Siap Rebut Kursi Wali Kota Sorong

0
"Kami ingin membangun kota Sorong dalam bingkai semangat kebersamaan, sebab daerah ini multietnik dan agama. Kini saatnya kami suku Moi bertarung dalam proses pemilihan wali kota Sorong," ujar Silas Ongge Kalami.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.