Pemkab Dinilai Gagal Berdayakan SDM Anak Asli Tambrauw

0
1052

KOTA SORONG, SUARAPAPUA. com — Selama 12 tahun kehadirannya, pemerintah kabupaten (pemkab) Tambrauw dinilai gagal menyiapkan sumber daya manusia (SDM) bagi putra-putri asli setempat. 

Hal tersebut dipertegas Niko Momo, Ketua Mahasiswa Tambrauw di kota studi Jayapura dalam menolak pernyataan bupati yang menyatakan anak muda asli Tambrauw tidak mempunyai kemampuan, sehingga membutuhkan percepatan pembangunan, tenaga professional dan cerdas.

Dia menilai selama dua periode di masa kepemimpinan Gabriel Assem belum menyiapkan SDM anak asli Tambrauw, sehingga ruang-ruang penting yang membutuhkan kemampuan khusus telah dikuasai orang luar dan non Papua.

Baca Juga:  Suku Abun Gelar RDP Siap Bertarung Dalam Pilkada 2024

Berdasarkan fakta, dia menyebutkan bupati Tambrauw hanya perdayakan orang Ambon, Bugis, Makasar dan Manado dan Jawa. Bupati belum siapkan SDM anak asli Tambrauw selama dua periode masa jabatan. Siapkan siapa? “Kalo siapkan anak Tambrauw, pasti kami mengisis posisi penting di pemerintahan”.

Dia menjelaskan bupati pernah mengeluarkan pernyataan yang terlalu menyinggung anak asli Tambrauw.

ads

“Jangan beli Ijasah. Sekolah baik sehingga kualitas baik. Kami membutuhkan pembangunan pemerintahan lancar jalan cepat dan lancar harus pakai orang lain yang professional dan cerdas. Anak asli Tambrauw sendiri tidak bisa. Test CPNS standar Nasional. Anak asli Tambrauw dapat nilai nol. Urutan satu dan dua orang lain,” ujar dia, meniru ucapan bupati, saat pertemuan dengan beberapa mahasiswa Tambrauw di hotel Gryard, Sorong sebulan lalu.

Baca Juga:  Sebanyak 127 Peserta Memulai Program Pelatihan di Institut Pertambangan Nemangkawi

Melihat perkembangan SDM di Tambrauw, Paul Baru, salah satu intelektual muda Tambrauw menekankan bahwa kemajuan SDM anak asli Tambrauw masih tertinggal dan belum berkembang pesat.

“Kami menghimpun data dari 29 distrik, dan 219 kampung. Rata-rata tingkat pendidikan pencaker anak asli Tambrauw paling tinggi adalah di level sekolah menengah atas. SMA 467 orang, SMK 150, D3 51 orang, S1 207,S2 3 orang.

Baca Juga:  Aktivitas Belajar Mengajar Mandek, Butuh Perhatian Pemda Sorong dan PT Petrogas

Berdasarkan data di atas, menurut Paul, kualitas SDM Tambrauw belum bisa berkembang dan bersaing dengan orang lain. Sebab, kata dia, tidak mampu untuk bekerja secera professional, cerdas, dan kreative.

“Perkembangan SDM itu bukan main-main. Tidak harus lagi diperlakukan secara normal, tapi harus secara luar biasa,” tandasnya.

 

Pewarta: Maria Baru 

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaJoe Biden dan Masa Depan HAM Papua
Artikel berikutnyaAntisipasi Kemungkinan Otsus Berakhir 2021, Paslon Yalimo Siap Optimalkan APBD