ADVERTORIALMengapa Menulis itu Penting?

Mengapa Menulis itu Penting?

Oleh: Yakobus Odiyaipai Dumupa)*
)* Penulis adalah Bupati Dogiyai

Ketika saya menulis buku, berbicara untuk menulis, dan melakukan pelatihan menulis, tidak sedikit orang yang mempersoalkan hal ini. Ada yang mengatakan menulis itu tidak penting. Ada yang mengatakan lebih baik berbuat dari pada menulis. Ada yang mengaitkan jabatan saya dan aktivitas menulis. Dan ada pula yang mempersoalkan substansi tulisan tanpa membaca dan memahaminya terlebih dahulu.

Yang menjadi pertanyaan bagi saya adalah: apakah saya yang salah terjerumus dalam dunia tulisan atau mereka yang salah memahami hal tulisan? Atau dengan pertanyaan yang (maaf) kasar: apakah saya yang tidak punya otak atau mereka yang tidak punya otak?

Baca Juga:  Pemda Intan Jaya Umumkan Jadwal Pelaksanaan Tes CAT K2

Ada empat contoh penting yang dapat menunjukkan betapa pentingnya tulisan dalam hidup manusia.

Pertama, setiap orang yang mampu membaca awalnya belajar dari tulisan.

Kedua, umat manusia mampu menciptakan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi karena dilestarikan melalui tulisan.

Ketiga, umat Kristen tahu firman dan karya Yesus sampai sekarang, karena firman dan karya-Nya pernah ditulis.

Keempat, informasi apapun dengan cepat tersebar di seluruh dunia melalui sarana tulisan.

Orang yang selama ini kontra dengan aktivitas menulis saya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Pertama, mereka yang tidak mampu menulis dan oleh karenanya merasa menulis itu tidak penting dan tidak bermanfaat.

Baca Juga:  Pemda Intan Jaya Umumkan Jadwal Pelaksanaan Tes CAT K2

Kedua, mereka yang iri hati dengan aktivitas dan hasil menulis, sehingga cenderung mempunyai sifat tidak suka dengan penulisnya.

Ketiga, mereka yang mampu menulis, tetapi merasa kesulitan untuk mempublikasikan hasil tulisannya.

Keempat, mereka yang mengaitkan aktivitas menulis dengan jabatan penulis, sehingga selalu membandingkan aktivitas menulis dengan aktivitas karena jabatannya.

Kelima, mereka yang kepentingannya “terganggu” dengan tulisan.

Dengan berpedoman pada alasan “setiap manusia mempunyai kelemahan”, saya dapat memahami mengapa ada orang yang kontra dengan hal tulisan.

Karena itu, sekarang saya mengajak mereka yang kontra dengan tulisan untuk “mengubah kelemahan menjadi kekuatan”, dengan cara sebagai berikut:

Pertama, mengubah mindset (pola pikir), dari pola pikir yang salah menjadi pola pikir yang benar mengenai tulisan.

Baca Juga:  Pemda Intan Jaya Umumkan Jadwal Pelaksanaan Tes CAT K2

Kedua, mencintai aktivitas menulis dan menjadikannya sebagai sarana untuk mengungkapkan dan melestarikan rasa, pikir dan tindak secara efektif.

Ketiga, mulailah belajar menulis dan menulislah apapun yang bisa ditulis secara rasional dan sistematis.

Saya percaya dengan adanya kemauan untuk berubah, mereka yang selama ini “mempunyai kelemahan” dalam menulis akan menjadi para penulis yang hebat. Dan pada akhirnya mereka akan dikenal dan dikenang bukan karena “mulut besar”, tetapi karena “otak besar”.

Akhirnya, “budayakan literasi” untuk menciptakan hidup yang beradab. Dengan menulis, marilah kita memuliakan Tuhan, menghormati sesama manusia, dan menghargai alam semesta. (*)

Terkini

Populer Minggu Ini:

Hari Konsumen Nasional 2024, Pertamina PNR Papua Maluku Tebar Promo Istimewa...

0
“Kami coba terus untuk mengedukasi masyarakat, termasuk para konsumen setia SPBU agar mengenal Pertamina, salah satunya dengan menggunakan aplikasi MyPertamina sebagai alat pembayaran non tunai dalam setiap transaksi BBM,” jelas Edi Mangun.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.