BeritaSAMN Papua: Oknum Aparat Suka Backup Miras di Lapago

SAMN Papua: Oknum Aparat Suka Backup Miras di Lapago

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Solidaritas Anti Miras dan Narkoba (SAMN) Papua menduga oknum anggota TNI maupun Polri di Tanah Papua kerap membackup para pengusaha minuman keras (Miras).

Oknum aparat juga diduga terlibat dalam pengiriman miras ke kawasan pegunungan tengah Papua khususnya di wilayah Lapago, baik melalui transportasi udara maupun jalan darat.

Dugaan ini dikemukakan Anias Lengka, ketua SAMN Papua kepada suarapapua.com, Jumat (11/12/2020), menanggapi viralnya berita penangkapan oknum anggota TNI yang membawa Miras melalui jalan darat ke Wamena, kabupaten Jayawijaya, yang ditahan di kabupaten Yalimo.

“Ini bukan kejadian pertama kali. Para pengusaha miras biasa dibackup oknum tentara dan polisi. Mereka juga yang sering bawa miras ke bagian Lapago melalui jalan darat maupun udara menggunakan pesawat Hercules,” beber Anias.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Resmi Tutup Pleno Tingkat Kabupaten

Ia berharap, motif dari oknum aparat tersebut perlu diselidiki hingga diproses jika terbukti. Sebab selama ini pengiriman dan penjualan Miras di wilayah pegunungan Papua sering berujung dengan konflik, KDRT, laka lantas hingga perang di tengah masyarakat setempat.

“Dampak dari Miras yang beredar di daerah pegunungan sangat besar, tetapi situasi seperti ini aparat keamanan selalu pelihara konflik. Sangat disayangkan karena penegak hukum tidak bisa mengatasi persoalan,” ujarnya.

Aktivitas oknum aparat meski sudah tahu dampak Miras di wilayah pegunungan Papua sangat rawan konflik, faktanya masih saja membackup pengusaha Miras, dan itu dijadikan sebagai lahan bisnis.

“Saat ini SAMN Papua mempertanyakan kinerja dari pihak Polri dan TNI, apakah mereka benar-benar menjalankan tugas sebagai pengayom rakyat atau mau bunuh rakyat.”

Baca Juga:  Jelang Idul Fitri, Pertamina Monitor Kesiapan Layanan Avtur di Terminal Sentani

Sesuai data yang ada, Anias menyebutkan sudah dua kali oknum aparat tertangkap tangan di kabupaten Yalimo membawa ribuan botol minuman beralkohol. Tetapi, hingga kini pelakunya belum diungkap ke publik.

“Polda Papua belum juga mengungkap siapa pemilik Miras yang ditangkap di Yalimo dan ini yang ketiga kalinya. Polda harus menyelidiki siapa pemilik dan apa motifnya? Apakah memang ingin mencelakakan orang asli Papua di gunung sana atau apa?” kata Anias.

Sabtu (5/12/2020) siang, aparat gabungan TNI dan Polri mengamankan ribuan botol miras milik seorang pengusaha berinisial E yang dikawal empat oknum anggota TNI dari Satuan Yonif 751/RK dengan menggunakan 4 mobil Strada dan 1 mobil Ford Ranger tujuan Wamena. Penangkapan terjadi di Jln. Trans Jayapura – Jayawijaya, kampung Hubakma, distrik Elelim, kabupaten Yalimo.

Baca Juga:  Parpol Harus Terbuka Tahapan Penjaringan Bakal Calon Bupati Tambrauw

Penangkapan dipimpin Kapolres Yalimo AKBP Rahmad Kaharuddin, Perwira Penghubung (Pabung) Yalimo Mayor Czi Tri Fakhriansya, Wakil Direktur Samapta Polda AKBP Toni Ananda dan tokoh masyarakat setempat.

“Dari hasil penangkapan, disita sejumlah barang bukti berupa minuman keras jenis Vodka 1.968 botol, Whisky Mansion House 456 botol, Vodka Mansion House 248 bootl, 50 liter anggur merah diisi dalam 10 jerigen 5 liter, 1 karton Vermipan isi 20 bungkus dan petasan 3 karton,” bebernya.

Bersama barang bukti, aparat gabungan mengamankan 4 anggota Yonif 751/RK berinisial MN, S, MK, dan REK. Satu pucuk senjata jenis SS2 V4 dan 3 pistol G2 Kombet beserta amunisi dan magazen turut diamankan.

Pewarta: Agus Pabika
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

DKPP Periksa Dua Komisioner KPU Yahukimo Atas Dugaan Pelanggaran KEPP

0
“Aksi ini untuk mendukung sidang DKPP atas pengaduan Gerats Nepsan selaku peserta seleksi anggota KPU Yahukimo yang haknya dirugikan oleh Timsel pada tahun 2023. Dari semua tahapan pemilihan komisioner KPU hingga kinerjanya kami menilai tidak netral, sehingga kami yang peduli dengan demokrasi melakukan aksi di sini. Kami berharap ada putusan yang adil agar Pilkada besok diselenggarakan oleh komisioner yang netral,” kata Senat Worone Busub, koordinator lapangan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.