Yuliktus Korain, Anak Papua Lulusan New Zealand yang Memilih Bisnis Kuliner

0
2070

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Yuliktus Korain, pemuda asal Maybrat. Usianya masih sangat belia, 24 tahun. Dia menempuh pendidikan di Universitas Lincoln New Zealand. Dia menyelesaikan S-1 pada jurusan Bachelor of Commerce in Marketing tahun 2020.

Seusai kuliah, Yulko panggilan akrabnya, memutuskan untuk pulang dan memulai bisnis di bidang kuliner. Bisnisnya ia putuskan untuk dimulai dari kampungnya, Maybrat. Pada 15 Februari kemarin, Yulko meresmikan tempat usahanya yang terletak di Kumerkek, ibu kota kabupaten Maybrat. Daya tampungnya adalah 20 orang sekali masuk.

Yulko memperkerjakan empat orang sebagai karyawan di rumah makannya. Dia hanya memantau dan mengontrol dari New Zealand. Sebab Yulko masih kerja di sana hingga tahun 2024.

Yang unik adalah pemilihan kata nusantara sebagai nama tempat usahanya. Kata Nusantara dipilih sebagai nama bisnis kulinernya, yaitu Rumah Makan Nusantara. Bukan sembarangan, kata nusantara dipilih karena ada makna tersendiri baginya.

Suasana peresmian RM Nusantara milik Yuliktus Korain. (Dok Pribadi)

Sejak dibuka, Yulko memperkerjakan empat orang sebagai karyawan. Managernya adalah seorang perempuan muda asli Maybrat. Dia percaya bahwa anak-anak papua harus dibina dengan memberikan kepercayaan. Sehingga, sebagai pemilik usaha, dia mempercayakannya kepada anak asli setempat.

ads

“Saya memperkerjakan 4 karyawan, terbagi 2 koki, satu pelayan+ sopir untuk mobil operasional usaha dan satu cewe asli Maybrat  merupakan Manager RM makan,” jelas Yulko kepada suarapapua.com pada Minggu (14/3/2021).

Yulko adalah Anak Piatu

Yulko merupakan satu dari sekian banyak alumnus penerima beasiswa Otsus dari provinsi Papua Barat yang telah berhasil menyelesaikan kuliah S1 di Lincoln Universaity, New Zealand dari tahun 2016- 2020.

Baca Juga:  Aksi Hari Aneksasi di Manokwari Dihadang Aparat, Pernyataan Dibacakan di Jalan

“Saya kuliah di New Zealand dengan biaya dari dana Otsus lewat pemerintah provinsi Papua Barat,” bebernya.

Dia bercerita bahwa kedua orang tuanya meninggal sejak ia masih kecil. “Mama saya meninggal waktu saya masih berusia 5th (2001) tahun dan bapa meninggal saat  masih berusia 12 tahun (2008),” ungkapnya.

Yulko bilang, hidup sebagai anak piatu mengajarkan dirinya untuk lebih dewasa, mandiri dan bertanggungjawab atas kehidupan sendiri.

“Dengan pengalaman hidup sebagai anak yatim piatu itu, saya memiliki komitmen untuk harus berhasil di bangku pendidikan dan juga di bidang usaha nantinya. Akhirnya, saya bisa dan mampu Selesaikan S1 di luar negeri berkat upaya lolos seleksi Beasiswa OTSUS,” katanya terharu dan bangga pada kemampuan dirinya.

Makna Kata ‘Nusantara’

Kepada Suara Papua, Yulko mengungkapkan alasan ia memberi nama Nusantara pada rumah makannya. Adalah karena nama- nama menu di RM Nusantara lebih menggunakan spot-spot wisata terkenal di wilayah Maybrat  yang merupakan bentuk komitmen dan dukungan kami untuk mendorong pengembangan pariwisata di wilayah Maybrat.

Yuliktus Korain saat sedang berada di kampungnya (Dok Pribadi)

Ia mencontohkan, misalnya ada menu Ayam Bakar Petik Bintang, Ayam Bakar Pata Hati, Ikan Bakar Sambal Uter, Ikan Bakar Framu, dan masih banyak menu lainnya.

“Ide membangun bisnis RM Nusantara merupakan awal dari sebuah permenungan panjang selama saya menerima beasiswa Otsus tersebut. RM Nusantara merupakan bentuk implementasi dari ilmu marketing dipelajari selama kurang lebih 4th di New Zealand,” terangnya.

Baca Juga:  57 Tahun Freeport Indonesia Berkarya

Lanjut dia, lebih dari itu kehadiran RM Nusantara merupakan bentuk pengabdiannya untuk tanah kelahiran dan lebih khusus dana otsus yang telah membiayai kuliahnya hingga selesai.

Komitmen Yulko

Melalui usahanya itu, Yulko berkomitmen untuk menghidupkan usaha mama-mama Papua yang selalu jualan ke pasar.

“Lewat rumah makan Nusantara itu, saya dan management [RM Nusantara] berkomitmen untuk belanja semua bahan supplier rumah makan dari hasil kebun mama-mama kami di Maybrat. Komitmen ini kami sudah menjalankan kurang lebih satu bulan beroperasi,” terangnya.

Dia mengaku bahwa dirinya bersama managemen telah mendata setiap petani yang ada di sekitar Kumerkek. Tujuannya untuk membeli bahan dari mereka.

“Kami sudah mendata setiap petani lokal di sekitaran Kumerkek. Jadi kami akan kontak mereka atau sebaliknya jika ada product yang mau dijual atau kami butuhkan,” ujarnya.

Untuk seriusi komitmennya membantu usaha [jualan] mama-mama, Yulko telah membeli sebuah mobil pickup sebagai sarana operasional usaha. Mobil tersebut digunakan untuk muat hasil kebun mama-mama ke pelaku usaha UKM di wilayah Kumerkek.

“Ini mobil saya beli murni dari tabungan uang saku beasiswa Otsus, jadi ini mobil khusus untuk membentuk mama saya di Maybrat untuk akses nantinya ke Sorong atau pun Sorong selatan berjualan hasil kebun mereka,” ungkap Yulko.

Terinspirasi dari New Zealand

Yulko juga bilang, Rm Nusantara merupakan awal dari Mimpi besar yang dia sedang design.

Baca Juga:  Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

“Saya terinspirasi dari New Zealand yang mengandalkan hasil pertanian sebagai pemasukan utama Negara kenapa kita di Papua tidak? Padahal papua punya lahan yang luas dan tanah subur. Hanya bagimana kita bentuk pasar dan akses para petani lokal untuk mendapatkan pasar,” beber Yulko.

Jadi, lanjut dia, kalau sistem supply chain ini terbentuk, Yulko meyakini bahwa dalam waktu yang tidak tentu, mama-mama tidak pergi jualan lagi di pasar, melainkan dapat disuplay ke pelaku UKM di Kemerkek dan sekitarnya.

“Saya yakin tidak ada lagi tong pu mama-mam yang berjualan di Pasar. Mereka siapkan hasil kebun kita jemput, kita carikan pasar jadi mereka  hanya menyediakan hasil kebun. System ini saya sedang mulai bangun di Maybrat semoga akan berkembang ke Sorong tahun depan,” ungkap Yulko.

Contoh menu di RM Nusantara. (dok Pribadi)

Yulko juga bilang, dia dan managemen RM Nusantara akan melakukan evaluasi setelah satu tahun berjalan. “Kalau progress bagus maka saya akan kembangkan usaha lebih besar dengan kapasitas 100-150 pengunjung dan mungkin buka cabang ke Sorong dan daerah lain sekitaran Papua Barat,” pungkasnya.

Dengan demikian, dia berharap agar semakin berkembang semakin  banyak petani lokal yang terbantu. “Kami biasa pake slogan Sopport Pengusaha Lokal, Support Petani Lokal (support local business, support local farmers). Ini sebagai semangat untuk kami sendiri, dan juga buat mama-mama agar kami saling dukung dan saling topang,” kata Yulko menutup wawancara dengan Suara Papua.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaUsut Tuntas Dugaan Pembunuhan di Luar Hukum Melianus Nayagau oleh Aparat Keamanan di Sugapa
Artikel berikutnyaJakarta has sent 21,000 troops to Papua over the last three years: KNPB