BeritaPemilihan Presma Diintervensi, Mahasiswa Unimuda Ancam Mogok Perkuliahan

Pemilihan Presma Diintervensi, Mahasiswa Unimuda Ancam Mogok Perkuliahan

AIMAS, SUARAPAPUA.com — Tidak terima dengan pemilihan presiden mahasiswa (Presma), mahasiswa Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong bikin aksi protes selama tiga hari menuntut ganti Komisi Pemilihan Umum Raya (KPUR) dan gelar pemilihan ulang.

Aksi protes dimulai sejak tanggal 9 Juni 2021 menanggapi cacatnya pemilihan Presma Unimuda Sorong lantaran diintervensi wakil rektor III.

“Bukan soal kemenangan ataupun kekalahan yang difokuskan di sini, tetapi kami berbicara tentang ketidakadilan dalam demokrasi yang terjadi saat pemilihan BEM,” ujar Manfred Kosamah saat aksi damai di kampus Unimuda Sorong.

Manfred membeberkan, sejak awal pembentukan KPUR telah terjadi pembohongan kepada mahasiswa karena dilaksanakan secara tidak transparan dengan ditunjuk secara langsung oleh wakil rektor III Unimuda.

Baca Juga:  Hindari Jatuhnya Korban, JDP Minta Jokowi Keluarkan Perpres Penyelesaian Konflik di Tanah Papua

“Sistem pembodohan dalam kampus Unimuda harus dihapuskan. 75% mahasiswa di Unimuda adalah generasi emas Papua, tetapi kenapa mahasiswa Papua ingin maju dalam perebutan kursi Presma dipersulit? Ini kami tidak terima,” tegasnya.

Manfred Kosamah, salah satu mahasiswa Papua yang maju sebagai calon wakil ketua Presma Unimuda. Ia merasa dikorbankan dengan keputusan sepihak wakil rektor III Unimuda.

Aksi protes mahasiswa Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong mendesak wakil rektor III Unimuda segera dicopot jabatannya karena dianggap telah mengintervensi proses pemilihan pengurus BEM Unimuda. (Reiner Brabar – SP)

Kehadiran kampus Unimuda menurutnya jelas demi memajukan sumber daya manusia (SDM) yang tersebar di wilayah Sorong Raya.

Baca Juga:  MRP dan DPRP Fraksi Otsus se-Tanah Papua Minta Jokowi Terbitkan Perppu Hak Politik OAP

“Kampus  Unimuda mayoritas mahasiswanya orang asli Papua (OAP). Di sini kami mau belajar, termasuk belajar berorganisasi. Tetapi, kenapa kami anak-anak Papua dipersulit untuk berkecimpung dalam organisasi mahasiswa? Kami sangat kecewa,” tutur Manfred.

Sementara itu, Daud Kareth, koordinator aksi damai, menegaskan, sistem pembodohan terhadap mahasiswa Papua di kampus Unimuda harus ditiadakan.

“Aksi yang kami lakukan sejak tanggal 9 ini karena kami mencintai kampus Unimuda. Kami hanya inginkan sistem pembodohan yang terjadi sepanjang masa di kampus ini harus segera dihentikan. Kami tidak menginginkan hal itu terus menerus dihadapi juga oleh adik-adik kami nantinya,” ujar Kareth.

Baca Juga:  Hilangnya Keadilan di PTTUN, Suku Awyu Kasasi ke MA
Bakar ban sebagai bagian dari aksi protes mahasiswa Unimuda Sorong yang menuntut pemilihan ulang Presma lantaran dianggap telah diintervensi wakil rektor III Unimuda. (Reiner Brabar – SP)

Ia mengingatkan kepada pihak rektorat Unimuda jika tuntutan mereka tidak direspons, mahasiswa akan melakukan aksi pemalangan kampus.

“Kami minta pembentukan KPUR ulang serta pemilihan Presma ulang tanpa ada intervensi dari pihak kampus. Jika tuntutan kami tidak ditanggapi, maka kami siap menutup seluruh aktivis di kampus. Kami akan kasih mogok proses perkuliahan,” ujar Daud.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak kampus belum bisa dikonfirmasi karena rektor Unimuda Sorong sedang menjalankan tugas di luar daerah.

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Parpol Harus Terbuka Tahapan Penjaringan Bakal Calon Bupati Tambrauw

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Forum Komunikasi Lintas Suku Asli Tambrauw mengingatkan pengurus partai politik di kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, untuk transparan dalam tahapan pendaftaran...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.