Jendela PapuaSikon Afghanistan di Papua Tempo Itu (bagian I)

Sikon Afghanistan di Papua Tempo Itu (bagian I)

Oleh: Henry Beryeri)*
)* Penulis adalah Intelektual Papua

Sebelumnya hampir setiap hari Masyarakat dilatih pihak Keamanan berlari untuk bersembunyi ketika Sirine dibunyikan di Kota Biak. Peringatan Keras bagi Warga Kota Biak bahwa Pasukan Trikora akan Menyerang Pulau Biak. Kota Biak dibangun 3 buah Stasiun Radar Pengintai dan Satu Stasiun radar Pengintai di Numfor lengkap dengan lofrak Bawah Tanah.

Ada semacam Tempat bersembunyi lengkap dengan Stelen atau Benteng Militer lengkap dgn meriam Perangnya. Siang malam Kota Biak dijaga Ketat Pihak Militer Blanda. Bunyi Pesawat Tempur Pemburu Pasukan Blanda mengaung hampir stiap hari. Sayang kesiapsiagaan Blanda hanya datang di menit-menit akan berangkat kembali ke Tanah Blanda.

Baca Juga:  Zheng He, Seorang Kasim Cina Terkenal Sampai di Nusantara

Sejumlah Dokter dan Suster Blanda seperti Suster Brinkman, dan Dr Janzen menjelaskan kepada orang Tua kami di Komplex Kesehatan Biak bahwa akan hadir Pemerintah Indonesia yang Miskin papah dan Kehidupan Orang Papua akan Berubah buruk. Passport dan Perjalanan ke Blanda disiapkan Apabila kami bersedia berangkat ke Blanda. Menarik secara Budaya Para Suster dan Petugas Blanda membawa hadir Kulkas dan Freezer dan menunjukkan Bagaimana Cuaca Blanda di Musim Dingin Dan Jenis Pakaian yang akan kami gunakan Jika memilih hijrah ke Blanda tempo itu.Menjadi Bahan Ketawa saat Itu muncul Pertanyaan dari Masyarakat saat Para Petugas Blanda memperkenalkan Kehidupan di Tanah Blanda ini.

Baca Juga:  Apakah Kasuari dan Cenderawasih Pernah Hidup di Jawa?

Orang Tua kami juga Keluarga Papua Lainnya mengambil Keputusan untuk tidak berangkat ke Blanda Setelah mendengar begitu sulitnya akan beradapatasi dengan Kehidupan Baru di Tanah Blanda. Perang Tidak lama meletus dan Biak menjadi Pusat keberangkatan Pesawat Pemburu dan Penembakan Kapal Perang RI Macan Tutul dan Macan Kumbang di Laut Arafura.

Kapal Perang PIET Hein dan Kortenail Ikut Menyerbu dan menenggelamkan KRI Macan Tutul. Semua Tahanan anak Buah Kapal tsb dibawa ke KAIMANA dan FAKFAK kemudian dipenjarakan di Pulau UNDI di Kepulauan Padaido Biak.

Belanda Bukannya kalah Perang Melawan RI yang miskin Papah tempo itu. Tetapi dipaksakan Amerika agar serahkan Tanah Papua ke Tangan Indonesia Sejak saat Itulah Indonesia menguasai Tanah Papua. Pasukan PBB hanya secara simbolik Seakan datang melakukan Referendum di Tanah Papua.

Baca Juga:  Zheng He, Seorang Kasim Cina Terkenal Sampai di Nusantara

PEPERA dipaksakan seenak Perut NKRI Sementara Australia, Amerika dan Dunia Lainnya membiarkan Invasi RI ke Tanah Papua. Kemunafikan Bangsa Eropah, Australia dan Amerika Seakan meneylamatkan Orang Vietnam, Sekarang Afghanistan Sementara membiarkan Pemerintah militer RI masuk merebut dan memporakporandakan Kehidupan Orang Papua yang Tak tahu Atau paham Kepentingan Dunia Barat tempo itu, akibat Soekarno meminta pertolongan Rusia dengan Bantuan Alat Perang menyerbu Tanah Papua.

Bersambung …

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.