BeritaPresiden Asosiasi Sepak Bola Port Villa Menuntut Laporan VFF

Presiden Asosiasi Sepak Bola Port Villa Menuntut Laporan VFF

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— “Kami tahu sesuatu terjadi di kamp di sini dan ketika mereka pergi ke Qatar, jadi kami membutuhkan laporan terbaru. Ini adalah kata-kata yang menjadi perhatian para eksekutif PVFA,” kata Presiden Asosiasi Sepak Bola Port Villa (PVFA) Vanuatu, Andrew Leong.

Andrew Leong menuntut laporan tim nasional dari Federasi Sepak Bola Vanuatu, karena 21 pemain di tim nasional berasal dari PVFA.

Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

Wakil Presiden PVFA Harry Attison berbagi kekecewaan asosiasi terhadap tim nasional.

“Mayoritas pemain ini berasal dari PVFA, sehingga presiden PVFA membutuhkan laporan tim setelah mereka kembali,’ tukas Harry.

“Kami tahu sesuatu telah terjadi ketika mereka berada di kamp di sini dan ketika mereka pergi ke Qatar, jadi kami membutuhkan jawaban yang pasti,” kata Attison.

Baca Juga:  Kunjungan Paus ke PNG Ditunda Hingga September 2024

Pernyataan kekecewaan ini muncul ketika Timnas Vanuatu tidak bisa bertanding karena hampir sebagian besar pemainnya yang berasal dari klup di Port Villa terpapar Covid, ketika hendak bertanding melawan Tahiti pada pekan kemarin. Mereka tidak bisa bermain.

Konfederasi Sepak Bola Oseania mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mayoritas skuat tim Vanuatu telah dites Covid dan dinyatakan positif melalui RAT sesaat sebelum berangkat ke stadion.

Baca Juga:  Angkatan Bersenjata Selandia Baru Tiba di Honiara Guna Mendukung Demokrasi Pemilu Solomon

“Vanuatu tidak akan memiliki cukup pemain untuk menurunkan tim,” kata organisasi itu.

Pertandingan ini merupakan pertandingan perdana mereka melawan Tahiti yang mengakibatkan Vanuatu masih bertengger di posisi juru kuci grup A tanpa poin.

 

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Aktivitas Belajar Mengajar Mandek, Butuh Perhatian Pemda Sorong dan PT Petrogas

0
“Jika kelas jauh ini tidak aktif maka anak-anak harus menyeberang lautan ke distrik Salawati Tengah dengan perahu. Yang jelas tetap kami laporkan masalah ini sehingga anak-anak di kampung Sakarum tidak menjadi korban,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.