BeritaAkibat Pilkades, Dua Warga Sipil Paniai Ditembak, Satu Tewas: Ini Kronologinya

Akibat Pilkades, Dua Warga Sipil Paniai Ditembak, Satu Tewas: Ini Kronologinya

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Dua warga sipil Papua di kabupaten Paniai ditembak aparat menggunakan peluru besi di sekitar areal gedung kantor bupati Paniai, Madi, Selasa (5/7/2022). Satu meninggal.

Kedua korban bernama Donatus Nawipa dan Alfius Giyai. Donatus terkena tembakan di lambung dan Alfius di paha kiri.

Keduanya terkena tembakan saat terjadi kericuhan dilakukan Panitia Pilkades dan Bamuskam karena tidak terima dana tranportasi logistik yang mau dibayarkan kecil dan tidak adanya kejelasan soal berapa jumlah honor (upah) yang akan dibayarkan dari Panitia Pilkades tingkat kabupaten.

Keduanya setelah didapati tertembak, oleh massa lain langsung membawa menggunakan motor ke rumah sakit umum Madi untuk diberobat.

Donatus karena terkena lambung cukup parah, setelah dirawat beberapa menit kemudian meninggal. Sedangkan Alfius Giyai hingga sekarang masih dirawat di rumah sakit karena peluru masih bersarang dalam paha dan harus dikeluarkan.

Ini kronologi kericuhan hingga terjadi penembakan dari pantauan langsung wartawan Suara Papua di kantor bupati Paniai, Madi.

Sesuai himbauan secara lisan dari Panitia Pilkades tingkat kabupaten akan membagikan kotak logistik pada tanggal 5 Juli, panitia Pilkades tingkat kampung dari 2016 kampung berkumpul sejak pagi untuk mengambil dan membawa logistik.

Baca Juga:  Seruan dan Himbauan ULMWP, Markus Haluk: Tidak Benar!

Secara bergilir sesuai distrik ketua Panitia dan ketua Bamuskam tiap kampung bersama kepala distrik masuk ke halaman kantor bupati. Sebelumnya mereka mengantre diluar pagar halaman kantor bupati.

Setelah semua ketua Panitia dan Bamuskam masuk, sebelum mengambil kotak logistik mereka lalu melakukan audiensi soal berapa ongkos transportasi dan honor yang akan dibayarkan dengan panitia Pilkades tingkat kabupaten.

Untuk diketahui sebelumnya bahwa terkait pembagian logistik ini terjadi penundaan sebanyak dua kali, dari tanggal 27 ke tanggal 2, dan dari tanggal 2 ke tanggal 5. Di tanggal 2 Juli, setelah dengar pembagian logistik ditunda ke tanggal 5, Panitia dan Bamuskam meminta sebelum mereka terima logistik di tanggal 5, harus ongkos transportasi dan honor dibayarkan sekaligus dan jumlah jumlah dana untuk tiap kampung paling tinggi harus Rp 50 juta.

Sesuai dengan itu, perwakilan dari panitia dan Bamuskam menyampaikan kedua hal itu kepada ketua panitia Pilkades kabupaten. Sekaligus minta sampaikan secara terbuka berapa ongkos transportasi dan honor yang akan dibayarkan, apakah sesuai dengan yang diminta atau kalau dikurang berapa jumlahnya.

Baca Juga:  Freeport Setor Rp3,35 Triliun Bagian Daerah atas Keuntungan Bersih 2023

Untuk menjelaskan kedua hal tersebut, panitia kabupaten minta panitia kampung dan Bamuskam masuk sesuai per distrik. Namun mereka tolak dan minta harus keluar dan sampaikan secara terbuka.

Setelah beberapa menit menunggu, ketua panitia kabupaten keluar menemui massa lalu menyampaikan ke mereka yang akan dibayarkan terlebih dahulu hanya ongkos transportasi. Besarnya disesuaikan dengan jangkauan jarak, yakni yang dekat/sekitaran kota Rp 600 ribu, agak jauh Rp 700 ribu dan paling jauh Rp 1 juta.

Untuk honor/upah panitia dan Bamuskam akan dibayarkan nanti setelah selesai kegiatan Pilkades. Mereka pun balik bertanya jika nanti berapa besar honor yang akan dibayarkan?. Ketua panitia menjawab dirinya sementara tidak bisa sebutkan, (entah apa alasannya karena tidak disampaikan).

Mereka terus memaksa harus sampaikan dengan alasan supaya puas ketika bekerja nanti karena ongkos transportasi, makan minum dan lain-lain selama kegiatan yang dibayarkan saja sangat kecil, dan jangan sampai upah yang dibayarkan nanti juga sama besarnya dengan ongkos transportasi.

Meski dipaksa, ketua panitia kabupaten tetap tidak menjawab. Debat pun terjadi. Ketua panitia tidak gubris menanggapi lalu dikawal aparat keamanan langsung masuk ke dalam ruangan gedung kantor bupati.

Baca Juga:  57 Tahun Freeport Indonesia Berkarya

Massa mengamuk lakukan waita dan masuk kedalam ruangan hancurkan seluruh isi ruangan. Kursi, meja dan berkas-berkas kantor semua dibanting dan hancur. Kaca jendela pecah dilempar batu, kayu.

Aparat keamanan yang ada awalnya hanya menonton. Tidak mengambil tindakan untuk mencegah. Setelah sekitar 20 menit kemudian, karena massa terus mengamuk, aparat keamanan menembak gas air mata disertai dengan rentetan tembakan senjata api ke arah udara dan ke arah massa.

Akibat ditembak gas air mata dan peluru senjata api, massa kocar-kacir berlari selamatkan diri. Setelah beberapa menit bunyi tembakan selesai, didapati tiga orang tertembak.

Untuk aparat yang menembak belum bisa pastikan dari satuan mana. Namun yang berjaga sejak pagi hingga terjadi kericuhan aparat gabungan TNI dari Kodim Persiapan Paniai dan Polisi. Mereka berjaga dengan senjata lengkap.

Untuk diketahui dalam kericuhan ini, panitia Pilkades dan Bamuskam 10 kampung dari Yatamo tidak terlibat karena lebih dulu sudah mengambil logistik.

Pewarta: Stevanus Yogi

 

 

 

Terkini

Populer Minggu Ini:

DKPP Periksa Dua Komisioner KPU Yahukimo Atas Dugaan Pelanggaran KEPP

0
“Aksi ini untuk mendukung sidang DKPP atas pengaduan Gerats Nepsan selaku peserta seleksi anggota KPU Yahukimo yang haknya dirugikan oleh Timsel pada tahun 2023. Dari semua tahapan pemilihan komisioner KPU hingga kinerjanya kami menilai tidak netral, sehingga kami yang peduli dengan demokrasi melakukan aksi di sini. Kami berharap ada putusan yang adil agar Pilkada besok diselenggarakan oleh komisioner yang netral,” kata Senat Worone Busub, koordinator lapangan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.